Jumat, 21 Januari 2022

Detik-detik melahirkan

 




Alhamdulillah... Allahuakbar.

Jabatan baru dalam meraih rahmat dan ridho Allah swt.


Ayah dan ibu.

Jabatan yang diperoleh seseorang melalui perjuangan hidup untuk ikhlas, ridho dan sabar, terutama syukur.


Ikhlas bahwa apapun yang terjadi adalah qodarullah.


Ridho karena Allah telah memilih diri menjadi hamba yang dikehendaki untuk beriman, berislam, diberi pasangan hidup yang halal.


Sabar karena dalam menjalani hidup pasti ada hal yang kadang kala tidak sesuai yang diinginkan hati. Adakala bahagia, adakala sedih, adakala cukup, adakala kurang, adakala sehat adakala sakit. Adakala aman, adakala terancam dari rasa nyaman.


Syukur karena pertaruhan nyawa ini Allah beri kemenangan. 

Anakku...

Perjuangan kalian sudah cukup.

Niat dan tekat kalian untuk melahirkan secara normal, persiapan secara fisik, pengetahuan yang datang pada saat yang tepat tentang perkembangan otak bayi yang melahirkan normal, dan kesiapan mental, serta tawakkal kalian, telah berada dipuncak ikhtiyar.


Posisi bayi yang sungsang, dililit tali pusat. Tensi yang meninggi, tanggal 7 Januari 130, tanggal 12 Januari 140, dan tanggal 19 Januari 160, rasa sakit kepala yang menimpa sudah tiga hari, membuat kami sempat trauma, karena pengalaman yang pernah terjadi.

Air ketubanpun telah mengalir sedikit demi sedikit, kontraksi yang belum datang dengan teratur, informasi dokter yang kemungkinan melahirkan normal sangat kecil dan beresiko.

Orang tua jauh, mama di Mesir, umi di Padang, tak ada keluarga boleh menemani dalam ruang rawat inap, hanya suami yang diizinkan, ditambah harus puasa karena akan operasi.

Rasa khawatir, cemas, harap, berpadu terus menggebu.

Mbah putri pun bersujud memohon dengan deraian air mata. Semua berdoa dan berpasrah merengek dan mengemis keselamatan pada sang Kuasa. 


Akhirnya, Allahuakbar. Alhamdulillah...

Proses operasi berjalan sangat cepat. 

Harus terus syukur, syukur dan syukur.

Allah selamatkan 

Allah mudahkan.

Allah lancarkan.

Allah kirim pertolongan.

"Allah melahirkan kamu dari perut ibumu" dengan caraNya.

Selamat sang ibu dan si jabang bayi.

Tiada habis puji bagi Allah.

Tiada mampu menghitung nikmat.

Alhamdulillah... 

Telah lahir seorang hamba Allah, bayi laki-laki di Samarinda, tepat pada jam 15.05 WITA.


Sesaat setelah melahirkan, drama belum usai.

Tensi naik lagi hingga pada angka 180.

Masih harus terus memohon pertolongan dan merayu Allah semata. Tiada seorangpun yang mampu tanpa izinNya.


Alhamdulillah... Semua diselamatkan... Allahuakbar.

Pertaruhan nyawa ini telah kau lalui, putriku...

Allah telah memilihmu menjadi ibu.

Jabatan sejati seorang perempuan menurutku.

Terus dan terus bersyukurlah.

Puji dan pujilah Allah tiada henti.

Bertasbih dan memohonlah ampunan, rahmat dan ridhoNya, atas kemenangan ini.


Bang Ridho, anakku...

Kamu telah menjadi ayah.

Amanah dipundakmu tiada kau mampu, kecuali bersama Dia yang maha kasih.

Jagalah dirimu dan keluargamu, dari api neraka.

Semoga Allah terus menunjukimu, membersamaimu dan keluargamu dalam meniti hidup ini menuju haribaanNya...

Alhamdulillah....

ربنا هب لنا من الصلحين لنكون من الشاكرين

Bismillah menjadi keluarga yang lengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar