Senin, 21 Februari 2022

MEREKA TERIAK MAMA MARAH

           

MEREKA TERIAK MAMA MARAH

 

Hari ini aku memberi hadiah bacaan buku baru kepada teman-teman kecilku, “cerdas mengelola emosi anak usia dini”. Anak-anak di kelasku seneng sekali jika dibacakan buku cerita.

Setelah salam, berdoa, dan bercakap-cakap, aku sampaikan, "bu guru membawa hadiah buku baru...." "Horeee!!!" Mereka bergembira. Belum kumulai menanyakan gambar apa, sebagian anak telah menebaknya. "Marah! Mama marah!"

“Emmm... teman-teman, coba lihat. Bismillahirrrahmanirrahiiimmm...” kubuka plastik pembungkus buku baru. Siapa tahu, ini gambar apa?

"Maraaah!" Sebagian anak bersorak.

"Oh iya? Siapa yang marah?" Tanyaku.

"Mamaaaa! Mama maraaaah!!!" Jawab mereka. 

Ah, yang benar....

Benaaaar! Kompak mereka.

Tapi ada salah satu anak perempuan yang sudah mengenal bunyi huruf awal, menunjukkan wajah ketidak setujuannya. “Coba perhatikan mulut bu guru!!!” ajakku.

"Mmmmmmammmma. Ayo tirukan! Mmmmammmma. “Huruf awalnya gimana bunyinya?" Tanyaku

"Mmmmmmmmmmm...." bagi yang sudah mengenal bunyi, mereka menjawab sambil merapatkan kedua bibir dengan mengeluarkan suara seperti bersenandung. Mmmmmmm!!!!

"Mmmmmmmmm, itu bunyi huruf apa?"

"Emmmmmmm!!!!"

Nah, coba lihat tulisan di buku ini.

Huruf awalnya apa?

Beberapa anak menjawab, "aaaaaaa!!!!!"

A? Sama gak dengan em?"

"Tidaaaaaak!!!!!

Sesudah a huruf apa" 

"Kaaaaaaaa"

Lalu?

"Uuuuuuu"

Bunyinya?

"Kuuuuuuuu"

Coba dari awal, sambil jari telunjukku menunjuk ke huruf judul buku. Anak-anak yang sudah mengenal bunyi dan huruf, perlahan setengah ragu, menyebut, "aaaaakuuuuuu..." mereka sambil tersenyum. Sepertinya kaget. Kok berbeda dengan bunyi em.

"Loh! Aku?" Jariku kutujukan ke dadaku sendiri. A ku. Aku. Bukan mama kan?

Mereka semua tertawa. “Aku maraaaaaah!!!" Kata mereka.

“Tunggu dulu, sayang... Kita coba lagi....” Kulanjutkan menunjuk huruf berikutnya.

“Huruf apa ini?"

“Teeeeeeee! Iiiiiiiiiiiiiiiii! Tiiiiiiiiiiiii!”

“Hebat! Seterusnya?”

“Deeeeeeee! Aaaaaaaaaaa!”  

“Kita ulang yooook!”

“Tiiiiidaaaaaaaa!

“Ada huruf terakhir, yang punya kaki. Huruf apa hayoooo!”

“Ekkkkkkaaaa!           

“Jadinya?” Aku membantu menyebutkannya, “dak. Tiiiiidak!”

Tidak maraaaaahhh! Aku tidak maraaaaahhhh!!!!!

Masih juga kata-kata marah yang disebut. Sepertinya, marah menjadi menu sehari-hari nih... Perlahan  kuselami daya pikir dan minat mereka terhadap literasi dalam mencintai bacaan. Meningkatkan kecerdasan berbahasa mereka dalam membaca gambar, mengungkapkan ide dan pendapat, maupun mengenal bunyi huruf dan suku kata.

Akhirnya sampai habis kata terakhir, terbaca semua kata dengan judul yang tertulis, “Aku tidak berteriak”.

Sebelum kubacakan nyaring isi buku, aku masih penasaran. Dibenakku masih menari-nari mencari jawaban. Mengapa anak-anak menyebutkan itu gambar mama marah? Dengan terpaksa ditengah-tengah membaca buku, kulontarkan pentanyaan.

“Teman-teman, mengapa teman-teman mengatakan itu gambar mama marah?” Mereka tersenyum. Sambil kukurangi volume suaraku, “emang, mama suka marah, ya?” Mereka saling memandang kawan sambil tersenyum.

Ok, senyum mereka menunjukkan keraguan. Karena hati mereka pasti mengakui bahwa yang paling sayang kepada mereka adalah mamanya. Apalagi sering aku bercerita kisah jasa mama. Lalu kutanya, "mama siapa yang biasanya marah?" aku menanyakan sambil tersenyum. Dari 15 anak, hampir semua angkat tangan. Yang tidak angkat tangan, hanya satu orang. Kudekati dan kutanya, "Zahra, mama tidak pernah marah, nak?" Ia geleng kepala, lalu menjawab, "tidak."

MasyaAllah... pantas sekali.  Zahra selalu tersenyum. Dijauhi temannya, diganggu temannya, setiap hari hanya tersenyum. Ceria dan semangat. Menurut pengamatan saya sebagai gurunya, Zahra tidak pernah menyakiti temannya. Anak seperti Zahra, yang hebat tentu  mamanya.

Lalu kubacakan cerita dalam buku tersebut. Anak-anak sangat antusias, penasaran dan.... hanyut dalam samudera kasih sayang... Kasih sayang kepada mama yang selalu sabar dan sayang kepada anak. kusampaikan sebenarnya mama tidak marah, tapi karena sayang kepada anak, dan selalu menginginkan agar anak mama selamat.

Makanya anak tidak boleh berteriak kepada mama. Sebagaimana Q.S Al-'Isrā' :23 - Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

     Dari kisah tersebut, didapat pelajaran indah, bahwa orang tua berperan besar dalam proses mengasah kecerdasan spiritual, sosial emosional serta intelektual anak. Intonasi dan bahasa tubuh sangat mempengaruhi sosial emosional anak.


Naskah ini pada awalnya di tulis pada tanggal 22 Januari 2020. 

Dikirim dan terbit di Padang Ekspres pada hari Senin 21-2-2022

Alhamdulillah... semoga menginspirasi. Mari Bapak ibu guru, kita abadikan pengalaman baik kita dengan menulis. semoga bermanfaat. 

 

Misteri Kamar Kost Gang Jelita


                                                     Misteri Kamar Kost Gang Jelita

                                            Judul asli: MISTERI KAYANGAN

Suatu siang menjelang sore para gadis berjilbab berjalan bersamaan di trotoar menuju ke sebuah gang yang banyak kos para gadis jelita. Mereka pulang dari perkuliahan sambil menyandang tas dan memegang map plastik berisi bahan kuliah. Ada yang memegang buku dan ada juga yang memegang kamus oxford, anggun sekali.

Para gadis datang dari berbagai penjuru kota untuk menimba ilmu, merajut asa. Ada yang berbusana muslimah dengan model tunik setelan kulot, ada yang memakai gamis dengan celana panjang di dalam, ada juga yang mengenakan rok plisket dengan atasan model kemeja, dibalut selendang pas mina masa kini, dan ada juga yang mengenakan busana model kaftan.

Pada gang Cempaka itu dikhususkan untuk kos kaum puteri. Gadis-gadis yang kos hamper semua kuliah, meski ada juga yang kos untuk bekerja. Karena para gadisnya cantik, anggun dan sangat menarik, masyarakat menyebutnya dengan gang jelita.

Dari sederetan rumah kos yang ada, terdapat sebuah kamar dari sebuah rumah yang bernama kayangan karena kamarnya berada di lantai dua. Siapa yang berada di kamar itu dapat menyaksikan keindahan sudut kota bak berada di negeri kayangan.

Konon terdengar cerita siapa yang pernah kost di kamar kayangan pasti pernah mendengarkan sesuatu. Dari cerita ibu di kos sebelah, bahwa pernah ada seorang mahasiswa yang mendengar anak-anak kecil bermain air di kamar mandi. Setelah dilihat di kamar mandi dibawah agak kesamping dari kamar kayangan, ternyata tidak ada anak kecil yang mandi. Tentu saja gadis tersebut tidak betah lagi kos di kamar tersebut.

Datanglah lagi penghuni kost yang baru. Suatu ketika dengan tidak sengaja, ada orang yang lewat di depan kamar kayangan.  Orang tersebut seakan melihat seorang perempuan mengenakan baju putih dan berambut panjang sekali. Orangnya menghadap ke kamar, rambutnya berurai nampak jelas dari jalan. Orang tersebut heran sekali. Belum pernah me;lihat anak gadis tidak mengenakan jilbab di rumah kost itu. Semua mengenakan jilbab. Lalu ia mencoba mengamati siapa sebenanrnya anak gadis yang kost di kamar kayangan itu.

Setelah beberapa kali diamati, belum pernah terlihat anak yang tidak memakai jilbab keluar dari rumah kost putri itu. Seseorang itu mulai merinding, dan setiap kali melalui kamar itu, ia tidak mau melihat. Karena masih terbayang kuat si rambut panjang di depan kamar kayangan.

Pernah juga terdapat seorang anak kost yang  kemasukan. jika terjadi demikian berdatanganlah teman-teman dari kamar lain untuk melihatnya. Sepulang dari melihat kawan yang kemasukan, sesampai dikamar masing-masing mereka bercerita tentang mengapa dan apa sebab kawannya kemasukan. setelah itu di antara mereka ada langsung berbaring, namun tidak tidur, dan melamun. alhasil menularlah kemasukan tersebut ke yang lain. 

Menurut cerita, dulu tempat itu ada pohon beringin yang besar. Di sebelahnya ada bekas rel kereta api. Tapi rel dan pohon beringin sudah tidak ada lagi. Anehnya, meski kisah itu masih hangat dan menjadi misteri, namun orang-orang tetap mengisi kamar kayangan itu, karena kebutuhan menuntut ilmu.

Seorang para normal kamar kost jelita itu sebenarnya fakta kalau dilihat dari kacamata frekwensi dunia lain. Katanya kawasan itu adalah kawasan atau perkampungan jin. Namun walau begitu ia tidak mengganggu asalkan tetap berlaku sopan. jangan sekali-kali mandi tanpa kain basahan, bisa tersapa kita dibuatnya.

Sesudah itu jangan biarkan pikiran kosong ketika melihat keluar melalui jendela. Kalau pikiran kosong maka yang tampak adalah alam lain. Bukan alam kita. Kata para normal itu, perkampungan jin di sana bisa saja dipindahkan. Tapi tentu dengan cara "lobi" yang lihai. Sebab jin itu kadang-kadang tipu dayanya jauh lebih lihai dari manusia. Pati saja ada caranya. Asal dia tidak minta macam-macam. bisa saja kita memindahkannya di tempat yang sepi. 

Sampai kini, jin di gang jelita masih belum dipindahkan. entah mengapa. 

Semakin hari semakin ramai para gadis yang menikmati emansipasi wanita. Semakin tak terhitung pula mereka yang melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Suasana gang Cempaka semakin indah. Lampu-lampu semakin terang di setiap sudut koat. Lampu hias menambah semakin apik dan menarik.  Keramaian itu semakin mengurangi misteri kamar kost di gang tersebut. Namun kisah misteri kayangan tetap menjadi cerita hangat bagi alumni penghuni kamar itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cttn. Cerita di atas dari mulut ke mulut, dinarasikan menjadi sebuah fiksi. Mencoba mencari gaya tulisan yang lain. Mengeksplor apa yang pernah didengar dan mencoba memadupadankan kata. dalam kondisi energi kurang sempurna, tetap harus menyalakan asa. Terima kasih atas dukungan, bimbingan dan kolab yang rancak dari si raja panggung yang garang. Belajar bersama bang PJ. 

Menambah hiburan baru, menjadi bagian dari Komunitas Guru Menulis Kota Padang Panjang. Ditulis dan dikirim tanggal 11-2-2022 pukul 22.31. Dimuat di Harian Padang Ekspres edisi Ahad, 20 Februari 2022, terbit dan beredar Sabtu, 19 Februari 2022. 


Minggu, 13 Februari 2022

KONSEP STEAM dan LOOSE PART DI PAUD

         




                    KONSEP STEAM dan LOOSE PART DI PAUD     

     KKG Gabungan Guru dan Pendidik PAUD se-kota Padang Panjang terus menggeliat. Pertama kalinya sejak Pandemi Covid-19, KKG Gabungan kali ini dilaksanakan selama dua hari, yakni pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 2 dan 3 Februari 2022, yang dikoordinir dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan. Bertempat di aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang.

Dalam rangka peningkatan kompetensi pendidik PAUD kota Padang Panjang kali ini, panitia langsung mengangkat materi yang sedang hit dan dibutuhkan oleh kalangan guru/pendidik PAUD. Materi tersebut adakah Konsep STEAM dan Loose Part dalam merdeka belajar. Adapun narasumber yaitu seorang pakar sekaligus Konsultan Pendidikan PAUD, yang berdarah asli Minangkabau, yang telah beraktivitas di Ibu Kota Jakarta dan telah berkeliling Nusantara untuk berbagi ilmu tentang PAUD, beliau adalah ibu Yossi Srianita, M.Pd.

Para peserta kegiatan terdiri dari pendidik TPA (Taman Penitipan Anak), KB (Kelompok Bermain), dan TK (Taman Kanak-kanak). Peserta bukan hanya menerima materi secara teori, tapi juga praktek langsung, agar dapat diimplementasikan di tempat tugas masing-masing.

Para peserta diharap membawa bahan atau material pendukung pembelajaran STEAM dan loose Parts, berupa logam dan besi, kayu (ranting, dahan) dan bambu, plastik, natural (daun-daunan, biji-bijian, bunga pinus dan sebagainya, batu-batuan dan pasir, kertas (kardus dan sejenisnya), paralon, mur/baut, secukupnya.

Dinamika pendidikan terus berkembang dan perubahannya berjalan sangat cepat. Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan di seluruh dunia. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan yang akan menciptakan angkatan kerja. Pendidikan anak usia dini pun dituntut untuk mengikuti perkembangan dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Persaingan dunia ke depan semakin ketat.

Pengalaman pada saat usia dini akan menjadi fondasi bagi anak untuk merajut pengalaman dan keterampilan yang dibutuhkan saat mereka dewasa kelak.  Oleh karena itu para guru/pendidik PAUD perlu membekali diri dengan ilmu dan wawasan terbaru tentang pendidikan dan pembelajaran yang dibutuhkan oleh anak usia dini.

Dakam rangka mempersiapkan anak usia dini yang berkarakter dan mengenal pekerjaan mereka dimasa depan, guru/pendidik PAUD sekota Padang Panjang menambah ilmu dan wawasan yang menjadi topik seru, dan perbincangan hangat di kalangan pendidik PAUD yaitu Konsep STEAM dan loose part. Meski telah beberapa waktu konsep ini dikenalkan, namun masih sangat diperlukan untuk menguatkan wawasan dan pengalaman guru/pendidik PAUD.

STEAM di PAUD sebagai jembatan menyiapkan anak-anak terhadap dunia kerja yang semakin berkembang pada zaman sekarang, apalagi di era digital. Tentu saja menyiapkan anak sesuai dengan perkembangan mereka. STEAM singkatan dari Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics, yakni pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada anak yang menekankan pada hubungan pengetahuan dan keterampilan dalam dalam bidang sains, teknologi, rekayasa, seni dan matematika.

Ada yang menyebut STEAM  sebagai suatu materi, approach atau pendekatan, ada juga sebagai metode. Bahkan ada yang mengatakan STEAM itu adalah mindset atau pola pikir. Sebenarnya STEAM dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sejak anak datang di sekolah sampai pulang. Dapat dilaksanakan pada kegiatan pembukaan, inti, sampai penutup. Bahkan di rumah pun dapat dilaksanakan.

Pembelajaran STEAM bukan sekedar mengisi pikiran anak dengan konten pengetahuan saja. Akan tetapi anak juga berlatih untuk mngelola emosi, dan dapat memecahkan masalah sederhana. Pengelolaan emosi anak usia dini merupakan fondasi yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak.

 STEAM merupakan metode belajar yang sangat menyenangkan bagi anak. Mendorong anak untuk lebih aktif, kreatif, dan eksploratif. Karena itu STEAM merupakan sebuah pembelajaran terbuka. Maka sebaiknya, menggunakan bahan material terbuka yang disebut Loose part. Material yang digunakan adalah berupa benda-benda yang disebutkan di atas yang dibawa guru.

Melalui STEAM, anak dapat memunculkan kemampuan bernalar dan berpikir kritis. Melalui  STEAM adalah anak dapat memecahkan masalah dalam hidup sehari-hari.

Para peserta KKG sangat antusias, terlebih lagi narasumber yang asyik dan energik. Pada hari kedua para peserta langsung mepraktekkan apa yang telah dipahaminya, dengan berbagai material yang ada. Hidup PAUD Padang Panjang, Salam generasi emas (Nurlaila Tussubha)

 


Kisah Reza dan Surya

 

                                                                Kisah Reza dan Surya

Adalah kisah seorang anak, sebut saja bernama Reza (bukan nama asli) saat kehilangan buku tabungan, buku iqra' dan kartu SPP. Padahal saat pulang kemarin, semua lengkap masuk dalam tas.  Kemungkinan besar, saat menutup resleting tasnya kurang sempurna, bisa jadi jatuh bukunya di jalan.

Kartu SPP ditemukan, dan diantar oleh tukang ojek ke TK lain, karena mungkin disangka sama-sama sekolah di bawah yayasan angkatan. Padahal berbeda. Tapi syukur, ibu gurunya menelpon bahwa ada kartu SPP yang salah alamat. Akhirnya kartu SPP pun kembali.

Buku tabungan langsung diganti dengan yang baru oleh ibu guru. Sedangkan buku iqra' belum diganti. Salah satu jalan menggantinya adalah dengan dibelikan yang baru oleh orang tuanya. Bagi yang beragama Islam, buku iqra termasuk kebutuhan primer di TK yang mengajarkan iqra’. Hampir setiap hari anak-anak belajar mengaji membaca buku iqra'.

Buku iqra' Reza belum ada pengganti, namun ia ingin terus mengaji. Sebelumnya dia sudah mengaji dengan meminjam buku iqra' milik kawan. Kali itu hatiku trenyuh dan bersyukur. Saat Reza akan mengaji dan belum meminjam punya teman, tiba-tiba Surya (bukan nama asli), datang mendekati. "Reza, kamu iqra' berapa?" "Iqra 2." Jawab Reza. "Nih, pakailah punyaku. Aku sudah iqra' 3." Surya menawarkannya.

MasyaAllah... Alhamdulillah... hatiku rasanya... senaaaaaang sekali. Nggak terlukiskan apa yang kurasakan... Hiburan sekaligus pelipur lara dari insiden sebelumnya, saat membersihkan butiran nasi atau rimah.

"Teman-teman, ayo sama-sama ibu guru, kita membersihkan rimah yok... Butir demi butir nasi yang terserak, kita ambil, supaya kelas kita bersih kembali. Beramal dengan tangan kita ya...". Seorang anak datangm “bukan saya buk!". "Punya dia buk!" Sebagian anak lain juga berkata demikian. Aku mendengar dan terus membersihkan dengan anak-anak yang mau, dengan terus merenung mencari cara. Cara untuk menanamkan karakter peduli, tanggap dan suka menolong.

Karakter tanggap dan peduli itu ringan diucapkan. Tapi berat dalam mengenalkan, melatih dan membiasakan. Sedih dan heranku luar biasa. Meski sudah sering diceritakan bagaimana anak yang peduli dan suka menolong, masih ada juga anak yang menjawab demikian. Barangkali sering mendengar itu dalam lingkungganya di rumah atau di temapat bermain. Begitulah pendidikan anak usia dini, terus diulang-ulang, tanpa paksaan, dengan teladan, hingga menjadi kebiasaan.        

Tidak sampai disitu. Kembali tentang Reza.

Kemarin, saat Reza akan mengerjakan tugas di majalah, memberi tanda pada gambar yang berbeda, Reza masih saja duduk di kursi. Belum mengambil spidolnya karena masih menyelesaikan kegiatannya menghias gambar dengan Teknik kolase. Sementara Surya sedang mengambil spidolnya dan berdiri disebelah laci Reza. Tanpa dimintain tolong, dia bertanya kepada Reza. "Reza, laci kamu dimana? Biar aku tolong ambilkan spidolmu..."

Alhamdulillah... seneng banget mendengar bahasa anak seperti itu. Tanggap, peduli, suka menolong, sopan, menyayangi teman, dan banyak lagi.

Pembelajaran pada anak usia dini lebih ditekankan pada pengembangan aspek sosial emosional  berdasarkan nilai agama dan moral, sehingga dapat membentuk karakter. Karena semakin besar anak, semakin bertambah usia, semakin luas pergaulan, semakin banyak keinginan dan pengaruh, maka karakter semakin sulit dibentuk.

Selama belajar di TK atau PAUD, jika anak dapat dibentuk dengan sikap yang baik, lalu tumbuh menjadi karakter, untuk perjalanan menuju SD dan seterusnya, hal itu sudah lebih dari cukup. Adapun pembelajaran tentang perkembangan aspek kognitif, bahasa, seni dan lainnya akan mengikuti dengan sendirinya. Jika karakternya sudah tertanam, masalah belajar yang lain akan lebih mudah.

Harapan seorang guru secara umum sama. Mendidik anak memiliki akhlak mulia, karakter terpuji dalam hidup sehari-hari. Orang tua menanamkan di rumah, guru menguatkan di sekolah, Terimakasih bapak ojek yang mengembalikan buku, terimakasih ibu guru yang menelpon, yang telah memberikan pelajaran tanggap, peduli dan suka menolong.

Kisah ini sangat terkesan, dan salut pada Reza, karena dalam sehari hari Reza dan Surya jarang bermain berdua. Kejadian ini di Padang Panjang, pada tanggal  2 Februari 2020.

                                                            HAYFA ZHAFIRA ZAIN

                                            Si Pemalu yang Pandai Membaca dan Mengaji                  

                                        

     “Hayfa” itulah panggilan sehari-hari gadis kecil yang kini tengah mengikuti kegiatan bermain dan belajar di TK Kartika I-12. Nama lengkapnya adalah Hayfa Zhafira Zain. Hayfa lahir di Kota Padang Panjang, tepatnya pada 11 Desember 2015. Ia puteri dari sang ayah Bernama Zainal Abidin, A.Md yang saat ini bertugas sebagai sekretaris Mudir di MA KMM Muhammadiyah Kota Padang panjang, dengan bunda Bernama Devi Novriarni, A. Md, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sejati.


                                
“Apa boleh anak memakai jilbab di TK Kartika? Apakah pelajaran agama untuk anak usia dini juga ada di TK Kartika? Dan berbagai pertanyaan lain. Itulah yang menjadi pertanyaan ayah bunda Hayfa sebelum mendaftarkan Hayfa ke TK Kartika I-12. Jawaban pun mereka dapatkan. Mengingat TK Kartika berada di lingkungan kota Serambi Mekkah, maka anak-anak pada dua tahun terakhir ini diizinkan memakai jilbab, dengan syarat warna hitam, jilbab kecil, agar rapi dan sesuai untuk anak usia dini, lucu dan cantik.

Hayfa saat peratama kali datang, dan kedua kali datang, sangat pemalu. Pada saat Belajar dari rumah, ia diantar bundanya beberapa kali ke sekolah, untuk melihat sekolah yang dirindukannya, kapan belajar di sekolah. Itupun masih sangat pemalu.

Hasil belajar dari rumah baik video maupun voice nota, masih enggan dan suara lembut sekali. Ibu guru di sekolah terus memotivasi anak untuk mengembangkan kemampuannya. Ayah dan bundanya juga terus mendampingi anak di rumah dalam mengikuti kegiatan yang telah dirancang oleh ibu guru.

Perkembangan demi perkembangan Hayfa terus terlihat. Apalagi setelah adanya pembelajaran dengan tatap muka terbatas. Hayfa terlihat semakin ceria, semakin riang, dan yang paling utama adalah semakin percaya diri. Suaranya pun semakin terdengar lebih lantang.

Perkembangan bahasa, kognitif, fisik motorik, seni dan sosial emosionalnya terus meningkat. Hayfa semakin berani untuk tampil ke depan. Dalam hal persiapan masuk SD, untuk pra literasi dan numerasi, pada awal masuk PTM terbatas, Hayfa telah mampu untuk mengeja. Mengenal lambing bilangan dan membilang benda lancar dan benar. Laporan hasil belajar pada akhir semester I, Hayfa telah mampu membaca.

TK Kartika, sebagai sekolah yang termasuk sekolah umum, dalam hal ini bukan dibawah Yayasan perguruan agama, pada awal tahun pembelajaran menargetkan anak mampu membaca huruf hijaiyah dengan benar. Cukup itu. Mengingat belajar daring, yang belum tahu kapan tatap muka berlangsung. Akan tetap, inovasi pada tahun ini, setiap anak yang tamat iqra dengan ibu guru kelas pada jilid tertentu, diharapkan mengikuti EBTA akhir jilid dengan kepala TK. Disamping untuk melatih sosial emosional, menguatkan mental anak, bahwa EBTA bukanlah sesuatu yang menakutkan, apalgi dilakukan dengan canda dan sanntai, membuat anak-anak termotivasi.

Hayfa terus naik jilid iqra ceoat sekali disbanding kawan-kawan di kelas maupun satu sekolah. Belum satu semester, pada akhir November 2021 Hayfa telah menamatkan Iqra 6. Dan tepat tanggal 2 Desember Hayfa lulus EBTA dan naik untuk mengaji Al-Quran. Bacaannya bagus, makhorijul hurufnya dan tajwidnya dangat mumpuni untuk anak usia dini di TK.

Rasa syukur dan bahagia, bukan saja dialami oleh guru, tapi juga orang tua yang senantiasa mendampingi Hayfa bermain dan belajar di rumah, mengulamg dan menanyakannya apa yang diperoleh pengalaman di sekolah.

Ayah dan bundanya memberikan jawaban, dari pertanyaan guru, Apa yang paling ayah /mama harapkan kemampuan anak selama belajar di tk? Anak bisa berani tampil, menumbuhkan kepercayaan diri, dan belajar adab dan tata sopan santun sedari dini.

Harapan itu tidak serta merta terwujud dari sekolah saja. Dengan harapan dan usaha di rumah, menguatkan yang di sekolah, Hayfa tumbuh dan berkembangn sebagaimana harapan ayah bundanya. Ada tips dari ayah bunda Hayfa, yang barangkali dapat menjadi inspirasi bagi kawan Hayfa yang lain/.

Guru: Bagaimana ayah /mama mendampingi anak belajar di rumah?

Ayah bunda Hayfa: Selalu menanyakan apa yang dipelajarinya di sekolah, sehingga pergerakan otot motori nya berfungsi, secara tidak langsung Hayfa mengingat kembali apa yang diajarkan di sekolah. Di rumah memang tidak dipaksakan untuk belajar, tapi dengan menanyakan kembali apa yang dipelajarinya di sekolah, Hayfa mau mencotohkan ke ayah bunda. Selain Itu, kami bermain game edukasi, apakah itu alphabet atau angka, sehingga secara tak langsung mengenal huruf dan angka.

Selamat dan sukses terus ya Hayfa Cantik….