Minggu, 15 Mei 2022

ORANG TERTUA DI SINGGALANG

 ORANG TERTUA DI SINGGALANG


        Idul Fitri merupakan salah satu kesempatan berharga bagi umat Islam terutama di Indonesia untuk saling bersilaturrahim. Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan lamanya, idul fitri adalah moment yang sangat dinanti.  Kali ini kami berhari raya sekaligus mensyukuri nikmat keberkahan panjang umur, bersilaturahim ke rumah seorang ibu guru TK. 

         Setiap kali bersilaturrahmi saya berniat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil pelajaran kebaikan dari keluarga yang dikunjungi. Saya bertemu dengan seorang nenek yang kesehariannya tinggal di nagari Singgalang. Daerah yang berada di kaki gunung Singgalang yang berkembang cukup pesat. Sekitar tahun 90-an saat saya masih belajar di Diniyyah puteri dulu, daerah Singgalang merupakan daerah pertanian sayur segar yang pada waktu itu masih terasa seperti kampung. Masyarakatnya belum banyak yang mengenyam pendidikan lebih tinggi, jika pergi ke pasar Padang Panjang kebanyakan mereka berjalan kaki atau mengendarai kendaraan roda empat yang sudah tua. Warna busana kaum wanitanya sangat mencolok, masih cerah-cerah atau ngejreng. Namun saat ini Singgalang semakin maju bagai kota. Terlihat dari bangunan rumah, kaum wanitanya cantik-cantik berbusana muslimah nan anggun, dan kaum laki-lakinya gagah-gagah, dan banyak yang mengenyam pendidikan lebih tinggi.

        Pucuk dicinta ulampun tiba. Di rumah bu guru saya bertemu dengan seorang nenek tua yang saat kami datang sedang menikmati hidangan sepiring nasi soto. Langsung saya menyapa beliau. "Wah, nenek sehat sekali, masih kuat dan segar makan nasi. Anak cucu beliau memanggil beliau dengan sebuatan amai. Panggilan kesayangan dan penghormatan yang biasanya untuk seorang ibu di sebagian daerah Minangkabau.



        Amai bernama Saudah. Kondisi tubuh yang renta, menarik hati saya untuk mendekati dan mencari info yang saya yakin pasti banyak banget yang harus digali. Menurut cerita menantu beliau, amai Saudah saat ini diperkirakan adalah sosok tertua di nagari Singgalang. 

        Sesudah menikmati hidangan dari tuan rumah berupa kue lebaran, bakwan, wajik dari ketak hitam, soto ayam nan lezat berkuah rebusan tulang sapi yang empuk. Kami duduk sebentar, bersiap akan pulang. Ternyata hujan turun lebat sekali. Kami pun mendirikan solat dhuhur di kamar. Disitulah kami melanjutkan perbincangan dengan amai.

        Usia amai saat ini lebih kurang 94 tahun. Ketika ditanya amai lahir tahun berapa? Beliau tidak ingat, hanya menyampaikan jika saat pendudukan Jepang beliau sudah sekolah. Wah, saya semakin heran dan penasaran. Berarti nagari Singgalang termasuk nagari yang sudah maju sejak dulu. Terbukti, seusia amai pada waktu itu sudah sekolah. Lalu saya teringat, "oh iya, Diniyyah Puteri saja berdiri dari tahun 1923". Meskipun tempatnya di kaki gunung Singgalang, jauh dari kota, namun ternyata sudah ada sekolah pada saat Indonesia belum merdeka.

                            

           Di samping belajar di sekolah, amai Saudah juga rajin mengaji. Beliau juga menuntut ilmu tarikat Syatariyah ke Koto Tuo, Agam, yang disebarkan oleh Inyiak Syeh Aluma. Amai menuntut ilmu kepada putra syeh Aluma bernama Tuangku Ismail. Menurut cerita Amai, anak Tuangku Ismail bernama Tuangku Ismed Ismail. "Apa yang amai pelajari dalam tarikat itu, amai?" "Kami belajar mengkaji tubuh. Tubuh kita ini Allah ciptakan dari mulai Nabi Adam. semua anggota tubuh bertasbih memuji Allah." Kaji yang sangat tinggi. Sayang sekali waktu kami terbatas, dan kasihan amai jika ditanya terlalu banyak.

        Ajal seseorang telah ditakdirkan. Seseorang yang dipanjangkan umurnya oleh Allah, pasti ada sesuatu yang kemungkinan besar dapat menjadi pelajaran bagi orang banyak. Lalu saya bertanya kepada amai, apa kira-kira rahasia amai berumur panjang? Amai menjawab, "Alhamdulillah sejak usia 30 tahun beliau selalu menjalankan solat berjamaah 5 waktu di masjid". Beliau tidak pernah tertinggal kecuali sakit. Setiap bulan Rajab beliau menjalankan sembahyang 40. Artinya solat berjamaah 5 waktu selama 40 hari, tidak ketinggalan takbir pertama.

         Lalu saya bertanya, bagaimana jika hari Jumat? Amai mengikuti solat Jumat juga. Tapi dalam sesudah solat Jumat beliau qodha solat dhuhur (menurut ilmu yang beliau terima). Amai  mengistiqamahkan membaca Al-Qur'an. Setiap sesudah solat fardlu, amai selalu mengaji sebanyak 2 atau tiga lembar Al-Qur'an. Minimal beliau membaca 1 juz diselesaikan dalam waktu 3 hari.

        Pada bulan Ramadhan kali ini 1443 H (2022 M) amai menjalankan ibadah puasa Ramadhan full selama sebulan. Dan saat kami bertemu, beliau pun telah selesai menunaikan puasa syawal 6 hari.   Rahasia fisik yang masih segar,  belia tidak pantang akan makanan. Hanya saja beliau menjaga dengan membatasi jumlah makan tidak terlalu banyak.

        

         Amai masih jelas dan fasih dalam bercerita. Ibu beliau meninggal saat amai masih kecil. Amai tidak ingat dan tidak merasakan hidup bersama ibu. Setahun sesudah ibu amai meninggal, lalu ayah amai meninggal saat amai berusia sekitar 3 tahun. Amai hidup dengan inyiak (nenek) beliau. Nenek beliau bekerja manggaleh (menjual) sayur dibawa ke pasar Padang Panjang. Menjual tebu tuntuang. Batang tebu yang dikupas lalu di potong dan di bungkus. Manggaleh atau berdagang sebagai upaya pembuka pintu rejeki, yang merupakan  salah satu usaha yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

        Nenek amai juga membuat saka atau gula tebu. Waktu itu masih banyak yang punya kebun tebu di Singgalang. Setiap balai (hari pasar) orang membawa saka ke pasar. Kebun tebu semakin lama semakin berkurang. Binatang babi suka makan tebu. Sekarang tidak ada lagi orang membuat saka di Singgalang.

        Amai seorang ibu yang hebat, cantik, berpendidikan dan taat agama. Allah menjaga beliau, lahir dan batin. Beliau mendapat nikmat dan hikmah semakin tua semakin taat beribadah, semakin tenang, dan memiliki kendali emosi yang super. Hati yang bersama Allah, menjadikan amai tidak pemberang artinya amai sabar dan tidak pemarah. Sungguh tidak banyak orang tua seperti beliau.

 

        Tidak cukup sampai di situ. Saya yakin seorang ibu yang hebat, pasti mendidik anak juga hebat. Saya bertanya kepada putra bungsu beliau saat bertemu pada acara lomba anak TK. Menurut putranya, amai mendidik anak sangat tegas dan disiplin. Itu bukti amai sangat menyayangi putera puterinya dan berharap putera puteri beliau kelak menjadi orang yang bisa mewarisi beliau. Terbukti putera beliau dapat menyelesaikan sekolah tingkat SLTA, yang pada waktu itu senagari Singgalang diperkirakan hanya ada empat orang pelajar yang tamat SLTA di nagari Singgalang.

         Bersyukur memiliki usia berkah seperti Amai Saudah. Bersyukur punya orang tua, mertua, nenek seperti beliau. Bersyukur bisa bertemu beliau... Alhamdulillah...

        Semoga Allah terus menjaga amai, menjadikan beliau istiqamah, tumakninah dan kelak menghadap Allah SWT khusnul khotimah. Amiin...(Q.S. Alfajr)


Semoga keluarga amai mendapat berkah selalu. Semoga bermanfaat. Amiiin... 

  


    Kampung Manggis, 11 Mei 2022
    Mifan, 14 Mei 2022

Rabu, 11 Mei 2022

UNIVERSITAS KEHIDUPAN

 [04.22] UNIVERSITAS KEHIDUPAN

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS.

Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR.

Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata.

Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan.

Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit.

Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita,

karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN.

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN.

Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN.

Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.

Tetap semangat

Tetap sabar

Tetap tersenyum

Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”

Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan

MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA

SUBHANALLAH,

Semoga ALLAH senantiasa membimbing kita dalam menghadapi rintangan dan cobaan-Nya, sehingga kita bisa menjadi hamba yang senantiasa bersabar dalam keadaan apapun. Aamiin.

Tulisan ini bukan tulisan saya. Saya hanya ingin menjadikannya lembaran bernilai untuk pengingat saya dan siapa saja. Tulisan adalah hadiah yang saya peroleh dari buya. Berharap semoga semakin mengalir nilai kebaikan bagi penulisnya, juga untuk buya dan semakin banyak yang mendapat hikmah dari tulisan ini. 

Terimakasih, Buya....

Senin, 02 Mei 2022

 https://www.instagram.com/p/CbZnxSEpILL/?utm_medium=share_sheet

Alumni magister unp