SEPULUH
TIPS ORANG TUA MENGHADAPI PEMBELAJARAN DI RUMAH
BAGI
ANAK TK DALAM PERSIAPAN MASUK SD DI TENGAH PANDEMI
Nurlaila
Tussubha, S.PdI
Guru TK
& Pengurus PGRI Kota Padang Panjang
“Bu, anak saya tidak mau belajar di rumah”.
“Bu, emosi saya naik saat mengajar
anak di rumah. Baru saja mulai, mata anak sudah kemana-mana. Sepertinya sudah
resah mau lari”.
Beberapa orang tua walimurid datang
ke sekolah untuk menunaikan kewajibannya memberikan sumbangan pembinaan
pendidikan. Mereka menyadari meskipun anaknya tidak ke sekolah namun para guru
tetap memberikan perhatian memberikan permainan dan pembelajaran. Guru menyapa
anak, mengirimkan voice note berupa pesan suara asli guru, tentang lagu
anak, doa harian, pembacaan surat dalam juz Amma, menanggapi anak memnbaca
iqra’, bercerita, ada juga membaca buku dan nasehat lainnya melalui HP. Ada
juga foto dan video untuk menstimulasi perkembangan dan kreativitas anak.
Tidak
hanya membayar uang sekolah saja, orang tua juga ada yang menanyakan bagaimana
kegiatan akhir tahun anak di TK. Mengingat ada foto kakak, abang, saudara dan
tetangga mereka memiliki pengalaman mengikuti perpisahan di TK. Pucuk dicinta
ulam pun tiba, pertanyaan itu muncul disaat sekolah dan yayasan sedang
memusyawarahkan bagaimana pelaksanaan akhir tahun, karena corona maka kegiatan
di tunda. Meskipun singkat, namun berkesan bagi anak, dan tidak menyalahi
aturan PSBB. Ternyata Negara sampai ke daerah mengakhiri PSBB dan telah
memberlakukan tatanan kelazimzn baru. Maka acara tetap akan selenggarakan,
namun tanpa ada orang tua.
Ada
pendapat yang membuat hati bu guru tersentuh, yaitu adanya beberapa orang tua
yang menyampaikan keluhannya menghadapi anak belajar di rumah. Bukan saja
seperti yang tersebut di atas, namun ada yang jujur dari hati dengan
menyampaikan, “Bu, biarlah saya mengerjakan apa saja, asal jangan jadi guru
anak di rumah.” Padahal guru utama dan pertama adalah orang tua.
“Bu,
anak saya sering berantem dengan adeknya. Setiap sesudah saya menegurnya, anak
saya diam saja. Sorot matanya menunjukkan kesedihan yang mendalam, tanpa bicara
sama sekali, seperti orang yang memikirkan sesuatu. Saya tidak tahu apa yang
dipikirkan, Khawatir juga saya, bu.” Ada lagi anak yang lebih suka pergi
kerumah nenek dan belajar menulis dan berhitung, karena ada teman belajar,
yaitu kakak sepupunya.
“Bu,
anak saya pernah bilang, apa mama tidak sayang lagi sama Andi (nama samaran).
Sedih juga saya menedengarnya, bu. Apa nanti tidak ada pengaruh, bu?”
Ada lagi cerita salah seorang
walimurid yang sangat berbeda dengan cerita di atas. Ia menyampaikan, “Alhamdulillah
bu, anak saya aman, semangat bermain dan suka belajar di rumah. Mungkin karena
uminya tidak kerja di luar. Enam bulan tamat TK. Belajar membaca permulaan,
berhitung dan tahfiz.” Sambil tersenyum bahagia.
Sebenarnya
tidak sedikit orang tua yang merasa kesulitan mengajar anak TK di rumah. Cara
mengajar anak usia dini tidak sama dengan cara mengajar orang dewasa, yang
mungkin hanya diberi tugas, kadang dipaksa, mungkin juga ada yang dimarahi, mereka
dapat menerima resiko sendiri. Mengajar anak usia dini membutuhkan kiat jitu.
Apalagi anak TK, yang merupakan transisi dari Play Group ke Sekolah
Dasar.
Berdasar
beberapa cerita di atas menunjukkan bahwa setiap anak memiliki kekhasan
tersendiri, keunikan dan karakter yang berbeda-beda. Namun terdapat hal yang
sama, yaitu dalam hal kebutuhan bermain. Dunia anak usia dini adalah bermain. Bahkan
mungkin sebagian besar waktunya untuk bermain. Seorang filsuf yunani, Plato
adalah orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya bermain bagi anak.
Jadi anak TK , prinsipnya adalah bermain sambil belajar, dan belajar melalui
bermain.
Bermain
memberikan pengalaman yang sangat berguna bagi anak di kemudian hari. Melalui
bermain anak-anak juga belajar. Menurut Singer (dalam Suryana, 2018) bermain
dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunia, dapat mengembangkan
kreativitas, dan mengembangkan kompetensi dalam kehidupan anak. Dengan demikian
bermain dapat dijadikan sebagai media untuk menstimulasi berbagai aspek
perkembangan anak, keterampilan dan kemampuan tertentu.
Diantara
tips bagi orang tua dalam pembalajaran di rumah menghadapi anak TK yang akan
masuk SD adalah:
Pertama.
Jadilah orang tua sebagai teman yang baik bagi anak. Kenalilah teman dan kesukaan
anak. Terimalah anak apa adanya sebagaimana teman menerimanya. Dengarlah
ceritanya, tanggapilah keluh kesahnya. Sediakan waktu khusus untuk anak, agar
mereka merasa dihargai dan diharapkan. Misalkan sesudah shalat fardhu
berjamaah, sesudah mengaji, atau sesudah makan bersama.
Kedua.
Berilah kesempatan anak bermain bebas. Ajak anak bersepakat kapan waktunya
bermain bebas, baik bersama kawan atau bermain sendiri di rumah. Lalu sepakati
bersama kapan waktu untuk bermain dan belajar bersama mama.
Ketiga.
Sediakanlah alat yang lain untuk adeknya jika kakak atau abangnya akan belajar,
atau cari waktu yang tepat saat adek istirahat tidur, atau papanya membawa adek
bermain.
Keempat.
Ciptakan suasana belajar seasyik bermain. Lakukan pendekatan melalui bermain
bersama anak. Jika anak dipaksa untuk serius belajar, maka anak akan kesulitan
menyerap pelajaran, akan tetapi jangan pula dibiarkan bermain berlebihan. Agar
suasana belajar seasyik bermain, dapat dilakukan dengan bercerita,
tebak-tebakan, membaca buku, siapa yang menang mendapat hadiah berupa pelukan,
pujian atau bernyanyi dan sebagainya.
Kelima.
Rangsanglah kemampuan literasi dan numerasi sebegaimana yang disampaikan mas
Menteri Nadiem. Kemampuan literasi anak berupa mendengar, bercerita, atau
membaca keadaan dan mengungkapkan dalam bentuk tulisan sederhana atau gambar sesuai
anak usia dini. Caranya yaitu, kenalkan berbagai macam benda, sebutkan dengan
jelas nama benda, perbedaan dengan benda lain, dan gunanya. Sebutkan bunyi
huruf awal dengan jelas. Misal; air, api, ayah, Allah, bunga, bulan, badut,
bola dan sebagainya. Lalu, biasakan mengenalkan huruf dan membaca permulaan. Membaca
kata yang dekat dengan anak; misalkan mama, papa, ini roti, bola dan lain-lain.
Sambil bermain memanfaatkan kotak atau kardus bekas. Misalkan kotak sabun,
kotak odol, atau kotak makanan. Ajaklah anak menggunting huruf, menyusun
seperti semula, lalu membaca kembali atau membentuk kata yang baru, meniru
menulis kata yang tersusun atau menggambarnya.
Keenam.
Kemampuan numerasi dengan cara mengenalkan matematika awal dan memahami suatu konsep
sebab akibat atau masalah sederhana. Mengenalkan cara menghitung yang benar dan
berurutan satu-demi satu. Mengenal lambang bilangan, dan konsep bilangan yang
benar. Misal, menghitung permen yang dimakan, lalu dibagi dengan adik.
Menghitung huruf dalam kata, mengukur panjang sayur yang dipotong saat memasak.
Dapat juga langsung dimasukkan karakter, berbagi sama banyak dengan adek, bolehkah
mengambil milik adek tanpa minta izin, dan lain-lain.
Ketujuh.
Persiapkan mental anak untuk masuk SD. Bagaimana berkenalan dan bersikap
menyayangi teman yang berasal dari TK lain. Sampaikan kiat melihat dan
menghadapi kakak atau abang yang lebih besar di kelas yang lebih tinggi. Apa
yang boleh ditirukan dan tidak boleh ditirukan. Ceritakan kesuksesan anak yang rajin
belajar, juga akibat anak yang malas belajar.
Kedelapan.
Jangan memaksa anak, apalagi memarahi anak. Anak yang jiwanya tertekan, mereka
sulit untuk fokus, menghilangkan minat belajar dan mungkin akan menjauh dari
orang tua. Kemungkinan bisa terjadi anak akan menyimpan rasa kesal dan dendam
yang terselubung. Akan lebih berbahaya jika anak tidak menyukai belajar, karena
ia menganggap belajar itu menyakitkan. Jadi, ciptakan suasana bahagia bagi anak
saat belajar.
Kesembilan.
Hendaklah orang tua memperhatikan anak bermain gadget atau HP dan menonton TV.
Sebaiknya anak tidak dibiarkan bermain HP. Jangan sampai orang tua berprinsip
dari pada anak menangis, daripada anak mengganggu bekerja, biarlah main HP,
atau menonton TV terus-menerus. Aturlah waktu kapan dan berapa lama. Apa-apa
saja yang boleh ditonton anak. Dampingilah anak dalam menonton HP maupun TV.
Kesepuluh.
Jalinlah komunikasi dengan guru di TK, untuk mendapatkan kiat bermain sambil
belajar dengan anak. Sampaikan pula karakter anak kepada guru SD, agar guru
mengenal anak dan memberikan perhatian sesuai dengan kebutuhan anak.
Koran Singgalang, Selasa, 16 Juni 2020
Koran Singgalang, Selasa, 16 Juni 2020
Mantap luarbiasa dan sukses selalu Aamiin
BalasHapusAmiiiin... doa terbaik juga untuk Bapak.
Hapus