Selasa, 16 Juni 2020

MENGEMBANGKAN ASPEK FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI


MENGEMBANGKAN ASPEK FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI
SAAT BELAJAR DI RUMAH AJA

            Pandemi virus corona atau covid-19 menyerang dunia. Masyarakat diharap  turut serta berperan melawan virus tersebut, agar wabah tidak menyebar dan memutus rantai penularan. Pencegahan harus dilakukan untuk menyelamatkan diri, membantu pemerintah dan para tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menangani masyarakat yang terinfeksi. Keadaan tersebut memaksa sebagian perusahaan dan perkantoran mengeluarkan kebijakan untuk lockdown dengan melakukan kerja dan menyelesaikan tugas dari rumah. Demikian juga proses pembelajaran di sekolah diliburkan. Perguruan tinggi melakukan perkuliahan online, hingga ujian nasional (UN) pun untuk tahun ini ditiadakan. 

Namun demikian anak-anak murid dari PAUD hingga SLTA tetap belajar dengan pengawasan orang tua di rumah. Sedangkan para guru melaksanakan proses pembelajaran dengan memberikan materi, tugas, pemantauan dan penilaian dari jarak jauh di rumah masing-masing. Pembelajaran bagi anak usia dini dalam hal ini Taman Kanak-kanak juga tak ketinggalan dalam belajar jarak jauh. Perbedaannya adalah pembelajaran di TK/PAUD harus memegang prinsip yaitu bermain sambil belajar dan belajar melalui bermain. Dengan demikian, tidak ada istilah PR (pekerjaan rumah) bagi anak usia dini.

Kegiatan yang dilakukan anak harus menyenangkan dan bermakna bagi anak, Sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa pembelajaran di PAUD melalui bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis anak. Lingkup perkembangan yang harus dikembangan pada Pendidikan Anak Usia Dini yaitu nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional, serta seni.

Agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat optimal maka pelayan yang didapatkan bukan hanya dari guru pada PAUD yang bermutu, akan tetapi juga harus didukung oleh keterlibatan orang tua dan orang dewasa. Bertepatan dengan kondisi pandemi covid-19 saat ini, maka pembelajaran bagi anak usia dini yang dilaksanakan di rumah aja, tetap dapat dilaksanakan dan harusnya mendukung tumbuh kembang anak semakin optimal.

Salah satu aspek perkembangan dari lingkup di atas adalah fisik motorik. Aspek fisik-motorik meliputi: motorik kasar, yaitu kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah, lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan; motorik halus, mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan  kesehatan dan perilaku keselamatan, yang mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.

Tujuan dari pengembangan fisik motorik menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 58 tahun 2009, adalah memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Program pengembangan fisik motoric mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.

Termasuk pengembangan aspek fisik motorik anak dalam kondisi saat pandemi covid-19 oleh orang tua menjaga kesehatan baik fisik maupun mental. Usaha untuk menjaga kesehatan mental anak, 0rang tua dapat melakukannya dengan cara memberikan pengertian sesederhana mungkin tentang virus corona tersebut sesuai daya pikir anak. Tidak semua orang bereaksi sama dalam menghadapi wabah ini, namun orang tua harus menjaga kesehatan mental anak. Berpikir jernih, tidak bereaksi berlebihan, memiliki coping mechanisme (cara dalam menghadapi stressor), dapat mengambil tindakan yang dibutuhkan. Waspada, tidak terlalu mengabaikan dan tidak pula terlalu merasa cemas. Membatasi diri untuk tidak mengikuti perkembangan berita perkembangan virus tersebut di sosial media, dan melakukan kegiatan rumah seperti biasa. Misalnyu membersihkan lingkungan rumah, memasak dan makan bersama di rumah, membaca buku, bercerita pengalaman indah atau menyanyi. Di samping itu yang terpenting adalah meningkatkan amal ibadah, terus berdoa dan tawakkal.

Sedangkan usaha untuk menjaga kesehatan fisik untuk mencegah terjangkitnya virus ini  adalah: menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C (misalnya buah jambu biji yang berwarna merah, jeruk lemon), mendapatkan vitamin D3 dengan berjemur pada matahari pagi sekitar jam 09.00 WIB. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun, dan tidak menyentuh muka. Tetap tinggal di rumah atau stay at home (kecuali memang orang tua melakukan hal penting seperti bekerja, jual-beli dan keperluan mendesak), menjaga jarak physical distancing, dan menghindari keramaian (social distancing).

Adapun pengembangan aspek fisik motorik sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD berdasarkan indikator untuk anak usia 5-6 tahun, kegiatan yang dapat dilakukan anak di rumah  adalah menjaga kebersihan diri, makan-makanan halal, sehat, bersih dan bergizi, tidak jajan sembarangan, menggosok gigi sendiri sebelum tidur dan sesudah makan pagi, mandi sendiri yang bersih dua kali sehari, mencuci rambut, memotong kuku, dan mengganti pakaian pada pagi dan sore hari, dan membuang sampah pada tempatnya. Anak-anak hendaklah diawasi agar berhati-hati dengan benda-benda berbahaya dan benda-benda tajam misalnya obat, pisau, jarum, listrik, obat nyamuk atau pembasmi serangga lainnya, dan yang harus diperhatikan jangan sampai anak mendekati rokok  atau mendekati orang merokok, jangan sampai anak menonton televisi terlalu dekat dan terlalu lama, atau bermain gadget atau HP dalam waktu lama dan konten yang berbahaya.

Pengembangan motorik kasar dapat berupa kegiatan yang dapat dilakukan anak di antaranya adalah bermain dalam rumah dengan berlari-lari kecil, bermain tradisional dengan berjalan satu kaki, melompat, merangkak meniru binatang, atau berguling diatas bantal, menerobos terowongan badan ayah yang membungkuk, atau belajar menyapu, mengepel bersama kakak, mengangkat dan memindahkan kursi yang ringan, atau bisa juga anak melakukan senam atau mengulang menari di rumah dan lainnya.

Sedangkan pengembangan motorik halus dapat dilakukan dengan kegiatan anak memakai baju sendiri, melipat baju sendiri, melipat selimut, atau turut serta mencuci dan memeras baju bersama mama, ikut memasak mama memetik sayur atau memeras santan. Anak dapat melanjutkan kegiatan yang ada di majalah atau buku, dalam suasana senang dan gembira, seperti menggambar berbagai bentuk dan mewarnai, membuat atau menggunting mainan sendiri, dan menempel hasil karya sendiri.

Guru TK tidak boleh membebani orang tua dalam kegiatan anak dalam mengembangkan aspek fisik motorik. Demikian pula anak jangan sampai merasa terpaksa atau ditekan. Sebisa mungkin kegiatan dan hasil karya anak sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru. Jika anak berminat dengan tema yang lain, tetap mendapat apresiasi dan reward.

Dengan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua, pembelajaran dapat dilakukan dari rumah dengan lancar dan baik. Aspek pengembangan fisik motorik anak pun dapat berkembang dengan optimal.

(Koran Singgalang, Kamis, 2 April 2020)


1 komentar: