MENGEMBANGKAN ASPEK FISIK MOTORIK ANAK USIA
DINI
SAAT BELAJAR DI RUMAH AJA
Pandemi virus corona
atau covid-19 menyerang dunia. Masyarakat diharap turut
serta berperan melawan virus tersebut, agar wabah tidak menyebar dan memutus
rantai penularan. Pencegahan harus dilakukan untuk menyelamatkan diri, membantu
pemerintah dan para tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menangani
masyarakat yang terinfeksi. Keadaan tersebut memaksa sebagian perusahaan dan
perkantoran mengeluarkan kebijakan untuk lockdown dengan melakukan kerja
dan menyelesaikan tugas dari rumah. Demikian juga proses pembelajaran di
sekolah diliburkan. Perguruan tinggi melakukan perkuliahan online, hingga ujian
nasional (UN) pun untuk tahun ini ditiadakan.
Namun
demikian anak-anak murid dari PAUD hingga SLTA tetap belajar dengan pengawasan
orang tua di rumah. Sedangkan para guru melaksanakan proses pembelajaran dengan
memberikan materi, tugas, pemantauan dan penilaian dari jarak jauh di rumah
masing-masing. Pembelajaran bagi anak usia dini dalam hal ini Taman Kanak-kanak
juga tak ketinggalan dalam belajar jarak jauh. Perbedaannya adalah pembelajaran
di TK/PAUD harus memegang prinsip yaitu bermain
sambil belajar dan belajar melalui bermain. Dengan demikian, tidak ada istilah
PR (pekerjaan rumah) bagi anak usia dini.
Kegiatan
yang dilakukan anak harus menyenangkan dan bermakna bagi anak, Sebagaimana yang
dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa
pembelajaran di PAUD melalui bermain secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat pada anak untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis anak. Lingkup perkembangan yang
harus dikembangan pada Pendidikan Anak Usia Dini yaitu nilai agama dan moral,
fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional, serta seni.
Agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat optimal maka pelayan yang
didapatkan bukan hanya dari guru pada PAUD yang bermutu, akan tetapi juga harus
didukung oleh keterlibatan orang tua dan orang dewasa. Bertepatan dengan kondisi
pandemi covid-19 saat ini, maka pembelajaran bagi anak usia dini yang
dilaksanakan di rumah aja, tetap dapat dilaksanakan dan harusnya mendukung
tumbuh kembang anak semakin optimal.
Salah satu
aspek perkembangan dari lingkup di atas adalah fisik motorik. Aspek fisik-motorik meliputi: motorik kasar, yaitu
kemampuan gerakan tubuh secara terkoordinasi, lentur, seimbang, lincah,
lokomotor, non-lokomotor, dan mengikuti aturan; motorik halus, mencakup
kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi
dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk; dan kesehatan dan perilaku keselamatan, yang
mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia serta kemampuan
berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
Tujuan dari pengembangan fisik motorik menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 58 tahun 2009,
adalah memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan
keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan
jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Program pengembangan fisik motoric
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam
konteks bermain.
Termasuk pengembangan aspek fisik motorik anak dalam
kondisi saat pandemi covid-19 oleh orang tua menjaga kesehatan baik fisik
maupun mental. Usaha untuk menjaga kesehatan mental anak, 0rang tua dapat
melakukannya dengan cara memberikan pengertian sesederhana mungkin tentang
virus corona tersebut sesuai daya pikir anak. Tidak semua orang bereaksi sama
dalam menghadapi wabah ini, namun orang tua harus menjaga kesehatan mental
anak. Berpikir jernih, tidak bereaksi berlebihan, memiliki coping mechanisme
(cara dalam menghadapi stressor), dapat mengambil tindakan yang dibutuhkan. Waspada,
tidak terlalu mengabaikan dan tidak pula terlalu merasa cemas. Membatasi diri
untuk tidak mengikuti perkembangan berita perkembangan virus tersebut di sosial
media, dan melakukan kegiatan rumah seperti biasa. Misalnyu membersihkan
lingkungan rumah, memasak dan makan bersama di rumah, membaca buku, bercerita
pengalaman indah atau menyanyi. Di samping itu yang terpenting adalah meningkatkan
amal ibadah, terus berdoa dan tawakkal.
Sedangkan usaha untuk menjaga kesehatan fisik
untuk mencegah terjangkitnya virus ini adalah:
menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
vitamin C (misalnya buah jambu biji yang berwarna merah, jeruk lemon), mendapatkan
vitamin D3 dengan berjemur pada matahari pagi sekitar jam 09.00 WIB. Mencuci
tangan sesering mungkin dengan sabun, dan tidak menyentuh muka. Tetap tinggal
di rumah atau stay at home (kecuali memang orang tua melakukan hal
penting seperti bekerja, jual-beli dan keperluan mendesak), menjaga jarak physical
distancing, dan menghindari keramaian (social distancing).
Adapun pengembangan aspek fisik motorik sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD berdasarkan indikator untuk anak usia
5-6 tahun, kegiatan yang dapat dilakukan anak di rumah adalah menjaga kebersihan diri, makan-makanan
halal, sehat, bersih dan bergizi, tidak jajan sembarangan, menggosok gigi
sendiri sebelum tidur dan sesudah makan pagi, mandi sendiri yang bersih dua
kali sehari, mencuci rambut, memotong kuku, dan mengganti pakaian pada pagi dan
sore hari, dan membuang sampah pada tempatnya. Anak-anak hendaklah diawasi agar
berhati-hati dengan benda-benda berbahaya dan benda-benda tajam misalnya obat,
pisau, jarum, listrik, obat nyamuk atau pembasmi serangga lainnya, dan yang
harus diperhatikan jangan sampai anak mendekati rokok atau mendekati orang merokok, jangan sampai anak
menonton televisi terlalu dekat dan terlalu lama, atau bermain gadget atau HP
dalam waktu lama dan konten yang berbahaya.
Pengembangan motorik kasar dapat berupa kegiatan
yang dapat dilakukan anak di antaranya adalah bermain dalam rumah dengan
berlari-lari kecil, bermain tradisional dengan berjalan satu kaki, melompat,
merangkak meniru binatang, atau berguling diatas bantal, menerobos terowongan
badan ayah yang membungkuk, atau belajar menyapu, mengepel bersama kakak, mengangkat
dan memindahkan kursi yang ringan, atau bisa juga anak melakukan senam atau
mengulang menari di rumah dan lainnya.
Sedangkan pengembangan motorik halus dapat
dilakukan dengan kegiatan anak memakai baju sendiri, melipat baju sendiri,
melipat selimut, atau turut serta mencuci dan memeras baju bersama mama, ikut
memasak mama memetik sayur atau memeras santan. Anak dapat melanjutkan kegiatan
yang ada di majalah atau buku, dalam suasana senang dan gembira, seperti menggambar
berbagai bentuk dan mewarnai, membuat atau menggunting mainan sendiri, dan
menempel hasil karya sendiri.
Guru TK tidak boleh membebani orang tua dalam
kegiatan anak dalam mengembangkan aspek fisik motorik. Demikian pula anak jangan
sampai merasa terpaksa atau ditekan. Sebisa mungkin kegiatan dan hasil karya
anak sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru. Jika anak berminat dengan
tema yang lain, tetap mendapat apresiasi dan reward.
Dengan kerja sama yang baik antara guru dan
orang tua, pembelajaran dapat dilakukan dari rumah dengan lancar dan baik. Aspek
pengembangan fisik motorik anak pun dapat berkembang dengan optimal.
(Koran Singgalang, Kamis, 2 April 2020)
Mantaappp
BalasHapus