SEJARAH HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Nurlaila
Tussubha, S.PdI., M.Pd
Guru TK Kota
Padang Panjang
Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional. Setiap tahun bangsa Indonesia memperingati hari yang
menjadi cermin kemajuan pendidikan di negara tercinta ini. Pandemi Covid-19 memberi
pelajaran yang sangat berharga untuk merefleksi keberhasilan Pendidikan di
Indonesia.
Dinamika tumbuh kembang pendidikan di
Indonesia memiliki sejarah panjang dan melahirkan para pemimpin dan tokoh bangsa
yang berkarakter dan disegani. Adanya
Dayah di Aceh, Surau dan Perguruan Islam seperti Thawalib dan Perguruan
Diniyyah Puteri Padang Panjang di Sumatera Barat, Pesantren di Jawa, sekolah
perempuan yang didirikan RA Kartini, Ins kayu Tanam, serta lembaga pendidikan
yang lain kala itu.
Pasa masa pemerintahan Hindia Belanda, kebijakan
mendapatkan pendidikan bersekolah hanya diperuntukkan bagi keturunan Belanda
dan kaum bangsawan atau priyai. Keadaan ini mengusik sang pemuda keturunan
bangsawan bernama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Nama beliau pun ditukar
agar lebih merakyat dan lebih terkenal dengan Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di
Yogyakarta. Ia mendapat pendidikan yang lebih maju. Kecerdasan dan kepedulian terhadap
bangsanya menggugah Ki Hajar untuk mengkritik dan menentang kebijakan pendidikan
kepada pemerintah saat itu.
Akibat keberanian melawan
ketidakadilan terhadap kaum pribumi dalam hal pendidikan, ia di asingkan ke
negeri Belanda. Sepulang dari pengasingan, Ki Hajar terus memfokuskan
perhatiannya ke dunia pendidikan. Pengalaman beliau di negeri kincir angin
menambah kuat untuk memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Ki Hajar
mendirikan sebuah lembaga pendidikan pada tanggal 3 juli 1922 dengan nama Taman
Siswa. Sekolah ini untuk memajukan kaum pribumi agar tidak lagi terjajah dalam pendidikan
dan kebudayaan dan dapat meraih kemerdekaan Indonesia.
Gagasan Ki Hajar secara langsung
diejawantahkan di Taman Siswa. Ide-ide cemerlang beliau diabadikan dalam karya
besar tulisan beliau, yang saat ini dibangkitkan dan disemarakkan kembali.
Ki Hajar meninggal dunia pada tanggal 26
april 1959. Untuk mengenang jasa beliau akan perubahan besar Pendidikan di
Indonesia, berdasarkan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16
Desember 1959, tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. maka hari
kelahiran beliau 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Menurut Ki Hajar dewantara, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia, maupun anggota masyarakat (KHD, 136. Dasar-Dasar Pendidikan, Hal. 1.
Paragraph 4).
Jelaslah terdapat perbedaan antara
pendidikan dan pengajaran. Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau
manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin. Sedangkan pendidikan
adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat
sekaligus sebagai instrument tumbuhnya unsur peradaban.
Tema peringatan Hari Pendidikan Nasional
pada tahun ini adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”. Tema ini
menguatkan program pemerintah tentang kurikulum merdeka dan merdeka belajar,
yang sedang digalakkan dan harus mendapat dukungan dari pemerintah daerah, orang
tua / keluarga dan masyarakat.
Merdeka belajar sebagai refleksi filosofi
pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakukanya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Seorang pendidik hendaknya dapat ngemong
anak didiknya. Karena itu Ki Hajar mencetuskan trilogi pendidikan yaitu Ing
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Terdapat dasar pendidikan Ki Hajar
Dewantara untuk para pelaku pendidikan. Hendaklah para pendidik memperhatikan:
kodrat anak, kebutuhan anak adalah bermain, berpihak pada anak bukan menurut
kemauan pendidik, anak bukan seperti kerta putih (tabularasa), pendidikan
membentuk budi pekerti/watak/karakter (bersatunya /harmonisasi antara gerak
pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbukan
tenaga/semangat atau keselarasan hidup).
Terakhir adalah pendidik itu ibarat petani.
Jika petani menanam jagung, akan tumbuh jagung. Tidak mungkin akan berbuah
durian. Petani hanya dapat menunun tumbuhnya padi, dengan memberi pupuk,
mencukupi kebutuan air, membasmi dari hama dan gangguan. Begitu juga pendidik,
tidak memaksa anak yang harus memiliki kemapuan yang sama sedangkan tempat
tinggal, pengaruh, zaman dan budaya berbeda.
Jasa besar Ki Hajar Dewantara itulah, maka
hari lahir beliau dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional. Setiap guru
hendaknya menjadi bagian dari transformasi pendidikan, menjadi agen perubahan
dalam memajukan pendidikan Indonesia. Memajukan anak bangsa yang merdeka dan
berbudi pekerti memiliki profil pelajar Pancasila.
Merdeka belajar bukan menafikan jasa para
guru dalam sejarah pendidikan yang telah ada. Akan tetapi menyempurnakan sesuai
dengan perkembangan zaman dan perubahan alam.
Koran Singgalang, 3 mei 2023
(Terimakasih tiada hingga. Semoga energi
Ramadhan terus menyinari. Ramadhan bulan literasi. Meski raga terbelenggu,
namun inspirasi jiwa kan terus menggapai cakrawala).
harapan cemerlang tergambar melalui setiap ketukan keyboard rangkaian kata yang di tuliskan oleh ibu Nurlaila Subha
BalasHapus