MELATIH ANAK BERPUASA
Marhaban Ya Ramadhan.
Nisfu
Sya’ban telah berlalu. Pertanda bulan suci Ramadhan semakin mendekati. Umat
Islam sedunia menyambut bulan istimewa, bulan yang sangat mulia.
Kewajiban
menjalankan perintah Allah SWT dalam agama Islam pada hakikatnya diwajibkan
kepada seorang mukallaf. Yakni seorang yang menganut agama Islam (muslim),
berakal sehat (tidak gila) dan telah mencapai baligh (dewasa secara biologis),
baik bagi laki-laki maupun anak perempuan. Lalu, bagaimana dengan ibadah puasa
bagi anak usia dini?
Hadits
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, menyatakan: Dari
Sahabiyah ar-Rubayyi’ bintu Muawwidz RA, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengirim utusannya pada siang hari ‘Asyura (sepuluh Muharam) ke
desa-desa kaum Anshar di sekitar Madinah untuk mengumumkan, ‘Barangsiapa telah
berpuasa sejak pagi hari, hendaklah dia menyempurnakan puasanya. Barangsiapa
yang pagi harinya tidak berpuasa, maka hendaknya puasa pada sisa harinya.’ Maka
setelah itu kami berpuasa, dan kami membiasakan anak-anak kecil kami untuk
berpuasa insya Allah. Kami pergi ke masjid, lalu kami buatkan untuk mereka
(anak-anak) mainan dari kapas yang berwarna (benang wol). Kalau salah satu
diantara mereka menangis karena (kelaparan). Kami berikan kepadanya (mainan
tersebut) sampai berbuka puasa” (Hadits Riwayat Bukhari, No. 1960).
Berdasarkan
hadits di atas menunjukkan bahwa pada masa Rasulullah, orang tua telah mengajak
anak-anak berpuasa. Berdasarkan hadits itu pula ulama berpendapat bahwa para
orang tua dianjurkan melatih anak berpuasa. Ibadah puasa bagi anak usia dini
dalam hal ini adalah sarana latihan,
Anak
usia dini yang penulis maksud disini adalah anak-anak di Taman Kanak-kanak,
yang berusia 5-6 tahun. Sebelum memasuki puasa Ramadhan anak telah dikenalkan
dengan menirukan bacaan dan menghafal niat berpuasa sekaligus doa berbuka,
sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Beberapa
tips yang dapat dilakukan oleh pendidik baik guru di TK maupun orang tua di
rumah dalam menyambut bulan suci Ramadhan di antarannya sebagai berikut.
Pertama,
anak diperkenalkan keindahan bulan Ramadhan. Bulan yang melimpah ruah ampunan
(maghfirah), berkah dan rahmat dari Allah SWT. Perintah puasa bukan saja
dikenal oleh umat Islam tapi juga umat lain sebelum Islam. Puasa adalah menahan
diri dari makan dan minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa, mulai pagi
saat fajar sampai sore hari saat adzan maghrib.
Kedua,
anak diberi tahu bahwa Allah sangat menyayangi orang yang berpuasa, pahalanya
sangat besar. Tujuan berpuasa adalah agar anak menjadi hamba Allah yang
bertaqwa, yang bersyukur, dan selalu dalam kebenaran sebagaimana termaktub
dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah;183. 185 dan 186).
Ketiga,
anak diceritakan diantaranya anak menjadi lebih taat kepada Allah, anak-anak turut
merasakan lapar dan kekurangan yang dialami oleh orang miskin. Rasa kasih
sayang dan persaudaraan anak semakin meningkat. Bersedekah atau saling berbagi
dibulan Ramadhan sangat mulia. Berbagi makanan, pakaian yang masih layak atau
hal lain yang bermanfaat.
Keempat,
anak diperkenalkan banyak amal soleh yang pahalanya dilipat gandakan oleh Allah
SWT dibulan Ramadhan. Selain ibadah solat fardhu, malam harinya melakukan
ibadah solat tarawih, mengaji atau tadarus Al-Quran, mendengar pengajian,
membaca buku atau mendengar kisah Rasul, membantu orang tua, menahan amarah,
tidak bicara yang sia-sia,
Kelima,
anak diajak bercerita tentang kebahagiaan saat berbuka dan sahur. Anak-anak diajak
mendengarkan dan menonton acara yang bermanfaat dan meningkatkan semangat
berpuasa. Anak disediakan makanan kesukaan dengan gizi seimbang dan mencukupi,
agar anak tetap sehat dan semangat.
Keenam,
berdasarkan hadits di atas, jika anak menangis atau kelelahan saat puasa,
sebaiknya diberi hiburan atau diajak bermain, atau dikenalkan lagu-lagu Islami,
agar anak berpuasa sampai waktu berbuka tiba saat kumandang adzan maghrib.
Hal
yang harus diperhatikan pendidik adalah:
1. Berpuasa bagi anak adalah sarana melatih
diri agar kelak saat sudah baligh menjadi terbiasa dan mampu melaksanakan
dengan baik. Orang tua tidak perlu memarahi atau malu jika anak belum mampu.
Guru di sekolah boleh memuji anak yang puasa, tapi tidak dibenarkan merendahkan
anak yang belum berpuasa. Karena kondisi anak berbeda. Jangan sampai anak
mendapat pengalaman yang kurang baik tentang ajaran Islam.
2. Sebaiknya anak berlatih menjalankan
puasa secara bertahab. Pada awalnya anak diajak niat puasa sehari penuh. Jika
terlihat anak telah menurun daya dan semangatnya, maka puasa sampai adzan
dzuhur. Sesudah itu, puasa dilanjutkan sampai maghrib berbuka bersama.
3. Berilah apresiasi dan motivasi anak
yang berpuasa. Usahakan memberi pujian atau hadiah yang bermanfaat dan bermakna
bagi anak. jangan sampai memberi janji hadiah yang berlebihan, yang kadang kala
berakibat membiasakan anak beribadah karena hadiah. Hal itu sangat tidak
dianjurkan.
4. Sedapat mungkin orang tua menjadi
teladan bagi anak selama Ramadhan. Rajin berpuasa, beribadah ke masjid,
mengaji, berkata jujur, dan tidak banyak berinteraksi dengan smartphone atau hp
android.
5. Sampaikan kepada anak usia dini agar
menghormati orang yang berpuasa. Jika tidak berpuasa, maka makan di dalam kamar
dan tidak di depan orang lain.
Kora Padang Ekspres, Senin, 21 Maret 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar