Rabu, 22 April 2020

MEMBENTUK KEPRIBADIAN CEMERLANG LEBIH AWAL





MEMBENTUK KEPRIBADIAN CEMERLANG
LEBIH AWAL

Anak adalah amanah Allah kepada orang tua. Ia lahir dalam keadaan bersih, siap untuk dibentuk seperti apapun sesuai dengan kehendak orang tuanya. Ibarat kertas masih putih, tergantung apa yang akan ditorehkan diatasnya, warna apa yang diinginkannya. Sesuai dengan hadits, dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah SAW bersabda:
،
 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
 " كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ،
                                                                                                                        
Artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang
bertanggungjawab membentuknya menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhori :
1385)".



Pada hakikatnya pendidikan berawal dari sejak calon suami dan calon istri menentukan pasangannya, dalam hal kualitas keimanan, nasab, ilmu dan ketampanan/kecantikannya, serta pengamalan ilmu-ilmu agama dalam rumah tangga. Sejak janin dalam kandungan, ibu dan bapak sebaiknya selalu mendekatkan diri kepada Allah, dan menjaga kekhalalan makanan yang dikonsumsinya.

Manusia adalah makhluk yang sangat unik. Dilahirkan dalam kondisi tak berdaya, belum mengetahui apa-apa. Allah membekalinya dengan segala yang dibutuhkan kelak dalam hidupnya, berupa seluruh anggota badan, panca indra, hati dan akal pikiran. Rangsangan pada awal kehidupan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap anak, dan akan diserap dan tersimpan melalui pendengaran, penglihatan hati dan indranya. Allah berfirman dalam Al Quran surat An-Nahl yang

Artinya : " Dan, Allah yang mengeluarkan kamu dari perut ibumu, dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (QS an-Nahl: 78)"

Seorang anak yang pada awal kehidupannya diperdengarkan kalimat-kalimat yang baik, berupa adzan dan iqamah, bunyi bunyi dan alunan suara yang halus, lembut dan merdu, melihat sesuatu yang berwarna-warni, bergerak kesana dan kemari, merah, kuning hijau dan sebagainya, akan tersimpan dalam otak dan dapat mengembangkan kemampuan syaraf.  Lebih dari itu ia akan memengaruhi hati manusia menjadi lembut, bersih dan cemerlang.


Untuk itu, dalam pemberian seluruh rangsangan pendidikan, hendaknya selalu mengacu kepada pengenalan dan kesadaran beragama. Agama yang mulia kita yakini adalah agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah.

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.


Tokoh pendidikan pra sekolah, Frobel, menyatakan bahwa imajinasi merupakan dunia anak. Setiap benda yang dimainkan berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak. Misalnya, penggaris yang dipegangnya dapat dianggap sebagai pesawat terbang. Ia juga mencipta kotak kubus yang terdiri dari balok kubus kecil-kecil dan kemudian berkembang menjadi susunan balok yang beraneka bentuk dan ukuran. Yang perlu diperhatikan adalah kita dapat memperlihatkan kepada anak adanya hubungan antara satu dan balok berikutnya.

Sedangkan Montessori (1966) menyatakan bahwa lingkungan atau alam sekitar yang mengundang anak untuk menyenangi pembelajarannya. Bermain dengan media permainan yang dipersiapkan punmenjadi penting seperti yang juga ditekankan oleh Mayke (1995), Mayke menyatakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses pembelajaran terjadi. Mereka mengambil keputusan, memilih, menentukan, mencipta, memasang membongkar, mengembalikan, mencoba, mengeluarkan pendapat, dan memecahkan masalah, mengerjakan secara tuntas, bekerjasama dengan teman dan mengalami berbagai macam perasaan.

Menurut Jane M. Healy, Ph.D (1994) menyatakan jaringan serabut saraf akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan bagi anak. Kualitas otak tergantung pada pola pengembangan minat, keterlibatan aktif dari anak, dan rangsangan yang beragam. Dari sini kita mengerti arti penting sarana dan alat bermain serta penggunaan sumber belajar.

Clare Cherry, Direktur Congregation Bernama El Experimental Nursery School and Kindergarten San Bernardino California, mengemukakan tentang fungsi otak yang dibedakan menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Adapun perbedaan fungsi kedua belahan itu adalah sebagai berikut:

Fungsi Belahan Otak Kiri:
1. Berminat pada fakta.
2. Senang akan keteraturan, misal menaruh
    barang pada tempatnya.
3. Menjelaskan pikiran secara verbal
4. Menggunakan contoh-contoh yang faktual

Fungsi Belahan Otak Kanan:
1. Berminat pada berbagai kemungkinan
2. Suka menemukan sesuatu yang baru
3. Menjelaskan dengan banyak gerakan
4. Menggunakan conto-contoh yang penuh imajinasi.

Fungsi belahan otak kanan lebih dominan pada anak usia dini. Berimajinasi selain diminati anak juga dapat membantu mengembangkan kecerdasannya.

Adapun hubungan bermain dengan pendidikan anak usia dini sangat erat karena bermain adalah dunia anak. Untuk membentuk kepribadian cemerlang  lebih awal, maka seluruh proses harus dilakukan melalui bermain.
Untuk itu mengingat begitu pentingnya bermain dalam usia dini, maka bagaimana kiat para orang tua dan pendidik menjadikan bermain menjadi unsur positif sehingga menjadi pembelajaran yang maksimal.

Bagaimana sebaiknya peran kita? Menurut Hughes seorang pengajar dari University of Wisconsin Green Bay menyatakan lima pandangan utama tentang peran kita ketika  anak sedang bermain :
1.      Partisipasi aktif dari orang tua, guru, dan pendamping
2.      Kita berperan sebagai fasilitator
3.      Intonasi yang tidak meninggi dan berbicara dengan lembut
4.      Ketika berkomunikasi dengan anak, kita perlu memperhatikan bahasa tubuh mereka
5.      Setiap anak memiliki keunikan tersendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar