Jumat, 12 Juni 2020

MENU IDUL FITRI

                      

                                                 MENU IDUL FITRI
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Lailaha Illallah Allahu Akbar. Allahu Abar, walillahi alhamdu.

1 Syawal 1441 HIJRIYAH, tahun ini bertepatan dengan hari Ahad, 24 Mei 2020. Seluruh umat Islam seduania mengucap takbir, bersyukur dan berbahagia. Setelah sebulan Ramadhan berpuasa, alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan menghirup udara sampai detik ini. Tentu saja, rahmat dan keberkahan tetap selalu di mohon. Semoga Allah mengampuni semua dosa, menerima semua amal, memngabulkan semua doa kebaikan, dan semoga berjumpa pada Ramadhan tahun depan. amiiin...

Wabah corona belum sirna.
Pertama, suasana hari raya serasa hari biasa. Sepi...
Syukurnya malam I syawal masih terdengar kumandang alunan takbir. 
Perasaan syukur dan khawatir masih membelenggu, karena anak-anak berada di tempat yang jauh saat pandemi. Mereka tak bisa pulang karena masih menuntut ilmu. 
Bang Rido di Madinah
Kak Fatma di Darul Ulum Tanggerang
Bang Habib di UIN Syarif Hidayatullah Tanggerang

Biasanya malam takbir kami memasak untuk berbuka pagi sebelum berangkat sholat Ied. Namun kali ini tidak. Hanya saja keperluan masak telah dibeli, meskipun tak banyak seperti biasanya. Akhirnya mendadak bekda subuh baru mulai. Alhamdulillah, berkat Allah, masak cepat sekali.

Lebaran Idul Fitri di Indonesia memiliki tradisi dengan menu makanan pokok berupa ketupat. Namun di keluarga kami tidak kami biasakan itu. Salah satu faktornya adalah kami tinggal di daerah Minangkabau, dimana konsumsi ketupat telah menjadi menu sarapan pagi hari yang biasa dijual di kedai. Dengan demikian rasanya pemandangan ketupat saat lebaran bagi keluargaku kurang memberi sentuhan yang berbeda. 

Berbeda halnya dengan di Jawa. Makanan khas Lebaran disaat sepulang dari sholat Ied adalah ketupat dengan opor ayam. Menu ketupat  saat Idul fitri bukanlah berasal dari syariat Islam, akan tetapi tradisi yang berarti. Ketupat saat Idulfitri pada awalnya diajarkan oleh Sunan Kalijogo, memiliki makna dan filosofi yang tinggi. Berasal dari bahasa jawa "kupat", salah satu artinya adalah ngaku lepat, artinya mengakui kesalahan. Makanya umat muslim setelah minta ampun selama bulan Ramadhan sebagai hablun minallah, diringi dengan hablun minannas yaitu hubungan dengan manusia dengan saling bermaafan.

Seperti biasa untuk membuat suasana berbeda, anak-anak bersama memasak nasi gurih, lengkap dengan kering tempe. Kali ini, sederhana. Satu piring, namun tetap dalam sentuhan tumpeng jawa. Meski tanpa bentuk kerucut, yang terpenting adalah, nuansa hari Raya, bersyukur…
Nasi gurih, 
ayam opor masak kencur,
sambal goreng tempe, 
telur rebus,
sayur buncis tumis
acar
kerupuk melinjo
sambal lado.
Bismillahirrahmanirrahim, allahumma bariklana fima razaqtana waqina ‘adzabannar…

 nasi tumpeng, Idul Fitri dua tahun yang lalu saat keempat anak berkumpul.

 Nasi gurih, Idul Fitri setahun yang lalu, anak hanya bertiga, saat kak Fatma masih merantau di Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar