Minggu, 13 Februari 2022

Kisah Reza dan Surya

 

                                                                Kisah Reza dan Surya

Adalah kisah seorang anak, sebut saja bernama Reza (bukan nama asli) saat kehilangan buku tabungan, buku iqra' dan kartu SPP. Padahal saat pulang kemarin, semua lengkap masuk dalam tas.  Kemungkinan besar, saat menutup resleting tasnya kurang sempurna, bisa jadi jatuh bukunya di jalan.

Kartu SPP ditemukan, dan diantar oleh tukang ojek ke TK lain, karena mungkin disangka sama-sama sekolah di bawah yayasan angkatan. Padahal berbeda. Tapi syukur, ibu gurunya menelpon bahwa ada kartu SPP yang salah alamat. Akhirnya kartu SPP pun kembali.

Buku tabungan langsung diganti dengan yang baru oleh ibu guru. Sedangkan buku iqra' belum diganti. Salah satu jalan menggantinya adalah dengan dibelikan yang baru oleh orang tuanya. Bagi yang beragama Islam, buku iqra termasuk kebutuhan primer di TK yang mengajarkan iqra’. Hampir setiap hari anak-anak belajar mengaji membaca buku iqra'.

Buku iqra' Reza belum ada pengganti, namun ia ingin terus mengaji. Sebelumnya dia sudah mengaji dengan meminjam buku iqra' milik kawan. Kali itu hatiku trenyuh dan bersyukur. Saat Reza akan mengaji dan belum meminjam punya teman, tiba-tiba Surya (bukan nama asli), datang mendekati. "Reza, kamu iqra' berapa?" "Iqra 2." Jawab Reza. "Nih, pakailah punyaku. Aku sudah iqra' 3." Surya menawarkannya.

MasyaAllah... Alhamdulillah... hatiku rasanya... senaaaaaang sekali. Nggak terlukiskan apa yang kurasakan... Hiburan sekaligus pelipur lara dari insiden sebelumnya, saat membersihkan butiran nasi atau rimah.

"Teman-teman, ayo sama-sama ibu guru, kita membersihkan rimah yok... Butir demi butir nasi yang terserak, kita ambil, supaya kelas kita bersih kembali. Beramal dengan tangan kita ya...". Seorang anak datangm “bukan saya buk!". "Punya dia buk!" Sebagian anak lain juga berkata demikian. Aku mendengar dan terus membersihkan dengan anak-anak yang mau, dengan terus merenung mencari cara. Cara untuk menanamkan karakter peduli, tanggap dan suka menolong.

Karakter tanggap dan peduli itu ringan diucapkan. Tapi berat dalam mengenalkan, melatih dan membiasakan. Sedih dan heranku luar biasa. Meski sudah sering diceritakan bagaimana anak yang peduli dan suka menolong, masih ada juga anak yang menjawab demikian. Barangkali sering mendengar itu dalam lingkungganya di rumah atau di temapat bermain. Begitulah pendidikan anak usia dini, terus diulang-ulang, tanpa paksaan, dengan teladan, hingga menjadi kebiasaan.        

Tidak sampai disitu. Kembali tentang Reza.

Kemarin, saat Reza akan mengerjakan tugas di majalah, memberi tanda pada gambar yang berbeda, Reza masih saja duduk di kursi. Belum mengambil spidolnya karena masih menyelesaikan kegiatannya menghias gambar dengan Teknik kolase. Sementara Surya sedang mengambil spidolnya dan berdiri disebelah laci Reza. Tanpa dimintain tolong, dia bertanya kepada Reza. "Reza, laci kamu dimana? Biar aku tolong ambilkan spidolmu..."

Alhamdulillah... seneng banget mendengar bahasa anak seperti itu. Tanggap, peduli, suka menolong, sopan, menyayangi teman, dan banyak lagi.

Pembelajaran pada anak usia dini lebih ditekankan pada pengembangan aspek sosial emosional  berdasarkan nilai agama dan moral, sehingga dapat membentuk karakter. Karena semakin besar anak, semakin bertambah usia, semakin luas pergaulan, semakin banyak keinginan dan pengaruh, maka karakter semakin sulit dibentuk.

Selama belajar di TK atau PAUD, jika anak dapat dibentuk dengan sikap yang baik, lalu tumbuh menjadi karakter, untuk perjalanan menuju SD dan seterusnya, hal itu sudah lebih dari cukup. Adapun pembelajaran tentang perkembangan aspek kognitif, bahasa, seni dan lainnya akan mengikuti dengan sendirinya. Jika karakternya sudah tertanam, masalah belajar yang lain akan lebih mudah.

Harapan seorang guru secara umum sama. Mendidik anak memiliki akhlak mulia, karakter terpuji dalam hidup sehari-hari. Orang tua menanamkan di rumah, guru menguatkan di sekolah, Terimakasih bapak ojek yang mengembalikan buku, terimakasih ibu guru yang menelpon, yang telah memberikan pelajaran tanggap, peduli dan suka menolong.

Kisah ini sangat terkesan, dan salut pada Reza, karena dalam sehari hari Reza dan Surya jarang bermain berdua. Kejadian ini di Padang Panjang, pada tanggal  2 Februari 2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar