DOKUMENTASI
LOCKDOWN PANDEMI COVID-19 DI MADINAH MUNAWWARAH
Setiap umat
Islam bermohon kepada allah SWT, agar diberi karunia menyempurnakan rukun Islam sebelum ajal
menjelang.
Menziarahi tanah
suci MAKKAH MUKARROMAH, sebagai tempat sumber sejarah Islam.
Bertawaf mengelilingi
Ka’bah, sa’i, solat, ruku’, sujud, beribadah lainnya mengaji dan mengagungkan
Allah ta’ala.
Tempat
menjalankan rukun Isalm kelima ibadah haji.
Makkah, sebuah
lembah sepi, tempat Nabi Ibrahim meninggalkan keluarga dan menjalankan
perintah agama. “Ya Tuhan Kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau
(Baitullah) yang dihormat, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan solat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka
dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan mjudah-mudahan mereka bersyukur (Ibrohim, 14:37).
Makkah, kota
tempat lahirnya junjungan umat Islam, Nabi besar Muhammad SAW, sebagai jawaban
dari doa Nabi Ibrahim. “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi maha Bijaksana (Al Baqarah, 2:129).
Banyak tempat
yang memberikan arti dan refleksi, menjadi kekuatan untuk menyadari diri dari mana,
untuk apa dan kemana tujuan diri dicipta.
Begitu juga
berkunjung ke MADINAH MUNAWWARAH tanah suci kedua sesudah Makkah.
Umat Islam, para
jamaah yang melaksanakan ibadah haji dan umroh, terutama yang berasal dari luar
tanah suci dari seluruh penjuru dunia, akan selalu menyempurnakan dan
menyempatkan ziarah ke Masjid Nabawi di Madinah Munawwarah.
Bahkan sebagian
jamaah ada yang merasakan lebih damai, lebih nyaman dan lebih merasa aman di
Madinah. Perasaan itu sebagai karunia Allah, yang menunjukkan tanda kemuliaan kota Nabi itu. Pada hakekatnya kedua tanah
suci tersebut adalah tempat yang dimuliakan Allah dimuka bumi.
Namun
bagaimanakah saat pandemic corona berjangkit?
Mulai dari
berita 1 orang yang terjangkit di Madinah, lalu diisolasi, dan
semua warga mulai waspada. Sebagai seorang ibu yang memiliki anak atau saudara
yang sedang menuntut ilmu di kota tersebut, ingin mendengar bagaimana keadaan
dan pembelajaran berlangsung.
Akan tetapi pautan
hati selalu ingin mendengarkan bagaiman keadaan tanah suci.
Air mata pun tiada mampu
dibendung saat mulai masjid Nabawi ditutup karena lockdown. Rasa kepo terus
menguasai terkait tanah suci. Apalagi saat bula suci Ramadhan,
Alhamdulillah, masih bisa mengikuti
siaran live solat terawih di televisi. Akan tetapi itupun hanya di Masjidil
Haram Makkah Mukarromah. Tidak bisa didapat siaran solat terawih dari masjid Nabawi.
Menurut berita dari mahasiswa di
Jamiah Islamiah Madinah, masjid Nabawi memang di tutup. Masyarakat hanya solat
di rumah, dan mahasiswa hanya boleh solat di kamar/kampus, bukan masjid kampus.
Lalu berikutnya, saat seminggu usai Idul Fitri, mendengar bahwa masjid Nabawi telah dibuka dengan berbagai ketentuan protokol kesehatan di era new normal. Salah satunya jika tidak memakai masker maka akan didenda sekitar 4 juta rupiah.
Pagi ini, sebagaimana hari-hari sebelumnya,
mendapat kiriman beragam video dari seorang guru yang sudah sepuh namun tetap
energik, Ustad Ali Rusydi (alumni Gontor, alumni Universitas Timur
Tengah). Beliau sendiri mendapat kiriman video dari teman beliau, Syeh Ziad
As-Sukari, Masjid Nabawi Madinah.
Video kali ini terdorong hati
untuk berbagi, video dokumentasi internasional masjid Nabawi. Keyakinan dihati,
setiap muslim berharap dan rindu serta ingin tahu bagaiman sejarah lockdown
hingga terbukanya kembali masjid Nabawi era new normal.
Semoga bermanfaat. Allahumma
sholli ala sayyidina Muhammad, waala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita ala
Ibrahim wa’ala ali sayyidina Ibrahim. Fil’alamina innaka hamidunmajiid…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar