Selasa, 16 Juni 2020

LOLOS MASUK SD FAVORIT MELALUI JALUR PRESTA


LOLOS MASUK SD FAVORIT MELALUI JALUR PRESTASI

          Berita tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi masih hangat untuk dibicarakan. Sebagaimana telah diketahui, bahwa sistem zonasi bukan hanya berlaku bagi siswa di sekolah menengah, namun juga di Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak. Meskipun di TK belum terlaksana dengan maksimal.

Saat duduk di Taman Kanak-kanak, sebagian anak-anak bercerita tentang keinginan dan khayalannya belajar di bangku Sekolah Dasar. Ada yang ingin masuk SD dekat dengan tempat tinggal, ada yang ingin bersama abang atau kakaknya, ada yang karena nenek, saudara atau tempat orang tua bekerja, dan ada yang karena sekolah memiliki keunggulan dan terkenal. Tidak semua keinginan tersebut berasal dari anak, namun ada juga yang berasal dari orang tua.

Kenyataan yang terjadi, tepat saat menjelang pendaftaran murid baru, masyarakat tiba-tiba dikejutkan dengan berita PPDB dengan sistem zonasi. Para walimurid TK menanyakan apa dan bagaimana tenyang zonasi. Kemana anak mereka nanti akan melanjutkan sekolah. Bagi yang memang dari awal telah berharap bisa sekolah di dekat rumah tempat tinggal, sistem zonasi tidak memberi dampak berarti. Bagi yang memiliki tujuan lain, sistem zonasi tentu membuat keadaan emosi menjadi risau dan galau sesaat.

Berita tentang sistem zonasi viral di berbagai media, elektronik, cetak dan media sosial lainnya. Keadaan pun sedikit mengkhawatirkan saat ada beberapa walimurid TK yang bertanya tentang nama anaknya muncul dalam daftar sekolah yang berbeda dari apa yang ia bayangkan. Sebagai contoh, anak yang tinggal di wilayah SD Kebon Sikolos, ternyata namanya muncul secara online di SD Sungai Andok. Anak yang tinggal didepan SD 18 Koto Panjang, ternyata namanya muncul di SD Kubu Cubadak. Hal tersebut dapat dimaklumi dikarenakan sistem yang bekerja. Syukurnya tidak semua mutlak berdasarkan sistem. Keadaan menjadi tenang dan lebih baik ketika ada berita bahwa akan mendapatkan solusi dengan melapor ke Dinas Pendidikan atau mendatangi langsung ke SD terdekat dengan membawa Kartu Keluarga (KK) dan surat keterangan RT yang diketahui oleh Lurah. Akhirnya beberapa anak bisa mendaftar dan diterima di sekolah yang lebih dekat dan sesuai harapan.

Ada satu berita yang sangat menggembirakan bagi sekolah TK Kartika I-12 Padang Panjang tentang PPDB dengan sistem zonasi tersebut. Seorang anak yang berasal dari Jaho X Koto Tanah Datar. Ia bernama Syifa Nurul Hidayah. Anak dari bapak Zulkisman dan ibu Priyenti Abra. Mereka dari keluarga dengan ekonomi biasa-biasa saja. Menurut orangtuanya, Syifa sejak lama ingin melanjutkan Sekolah Dasar di Kota Padang Panjang. Dengan adanya sistem zonasi harapan tersebut seakan pupus. Apalagi ia berasal dari luar kota.

Orang tua Syifa termasuk orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Terbukti Syifa adalah anak yang cerdas dan berperilaku sopan dan santun, pemberani dan mandiri. Ayahnya terus berusaha mencari informasi bagaimana agar anaknya dapat bersekolah seperti apa yang dicita-citakan. Ia mendengar ada informasi melalui facebook bahwa sistem zonasi ini masih membuka kesempatan bagi anak-anak yang memiliki kistimewaan. Salah satunya adalah 5 persen bagi anak berprestasi.

Ayahnyapun mendaftarkan Syifa ke salah satu SD yang termasuk dalam wilayah kota Padang Panjang. Karena Syifa berasal dari luar kota, maka syifa tidak bisa diterima. Lalu ayahnya mendaftarkan ke sekolah lain juga masih dalam wilayah Kota Padang Panjang, tentu saja dengan harapan  anaknya bisa diterima. Namun ternyata harapan itu kandas kembali.

Dari berita yang terdengar, sistem zonasi kali ini memberi dampak menurunnya jumlah murid di SD komplek. Yaitu sekolah yang dalam satu komplek terdiri dari beberapa Sekolah Dasar. Kebanyakan SD komplek menjadi SD favorit dan terdapat di dalam kota. Dengan adanya sistem zonasi ada sebagian SD yang jumlah murid barunya lebih sediit dibanding tahun sebelumnya.
Sang ayah masih memiliki secercah harapan. Mendaftakan Syifa kesalah satu SD di komplek Balai-Balai dengan membawa selembar keterangan atau sertifikat yang menunjukkan  Syifa termasuk anak berprestasi. Syifa menjuarai lomba menyanyi tingkat Kota Padang Panjang Syifa memperoleh peringkat pertama dan mewakili kota Padang Panjang mengikuti lomba tingkat Provinsi di Padang.

Pucuk dicinta ulampun tiba. Syifa dengan senang hati diterima di SD 13 Balai-Balai. Ayah dan ibu Syifa sangat bersyukur. Syifa pun bahagia sekali karena memang SD tersebutlah yang menjadi cita-citanya. Rasa bahagia tidak hanya dimiliki oleh Syifa dan keluarganya, akan tetapi seluruh guru TK Kartika I-12 dan pengurus Yayasan Kartika Jaya turut  syukur dan bangga. Anak yang cantik, rendah hati, sopan santun, rajin dan semangat dapat mencapai sekolah yang dicita-citakan pada saat kegalauan melanda, melalui jalur prestasi. Rasa bahagia itu disampaikan ayah saat menjemput ijazah TK degan seragam baru SDnya.

Setiap kebijakan sudah barang tentu menuntut konsekuensi dan kemungkinan mendatangkan resiko. Dari cerita lolosnya Syifa masuk SD di atas, terdapat pelajaran dan hikmah. Anak yang berprestasi sekecil apapun, baik juara kelas atau bakat dan kreativitas lainnya hendaknya mendapatkan tanda apresiasi. Disamping hadiah untuk memotivasi, sertifikat ternyata juga dibutuhkan. Surat tanda penghargaan berupa piagam atau sertifikat sebagai bukti  untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Anak milenial adalah generasi cerdas dan berkarakter. Setiap anak memiliki kelebihan. Anak berprestasi tentu melalui perjuangan. Perjuangan bagi anak tidaklah instan, melalui latihan yang berulang dengan penuh kesabaran. Pro dan kontra dari sistem zonasi pasti ada. Adanya 5 persen bagi anak berprestasi, anak seperti Syifa, dari keluarga biasa namun memiliki semangat belajar yang tinggi, bisa lolos masuk sekolah unggulan sungguh sangat disyukuri. Bagi TK Kartika I-12 sebagai tempat mengasah, mengasuh dan mengasih pertumbuhan dan pekembanagan Syifa di usia dini, merupakan suatu kebanggan tersendiri. Harapan kedepan, agar anak-anak yang memiliki prestasi, bakat dan kreativitas dapat berkembang sebagai generasi emas masa depan.

(Koran Padek senin 17 Februari 2020)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar