LOLOS
MASUK SD FAVORIT MELALUI JALUR PRESTASI
Berita
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi masih hangat untuk
dibicarakan. Sebagaimana telah diketahui, bahwa sistem zonasi bukan hanya
berlaku bagi siswa di sekolah menengah, namun juga di Sekolah Dasar dan Taman
Kanak-kanak. Meskipun di TK belum terlaksana dengan maksimal.
Saat duduk di Taman Kanak-kanak,
sebagian anak-anak bercerita tentang keinginan dan khayalannya belajar di
bangku Sekolah Dasar. Ada yang ingin masuk SD dekat dengan tempat tinggal, ada
yang ingin bersama abang atau kakaknya, ada yang karena nenek, saudara atau
tempat orang tua bekerja, dan ada yang karena sekolah memiliki keunggulan dan
terkenal. Tidak semua keinginan tersebut berasal dari anak, namun ada juga yang
berasal dari orang tua.
Kenyataan yang terjadi, tepat saat
menjelang pendaftaran murid baru, masyarakat tiba-tiba dikejutkan dengan berita
PPDB dengan sistem zonasi. Para walimurid TK menanyakan apa dan bagaimana
tenyang zonasi. Kemana anak mereka nanti akan melanjutkan sekolah. Bagi yang
memang dari awal telah berharap bisa sekolah di dekat rumah tempat tinggal,
sistem zonasi tidak memberi dampak berarti. Bagi yang memiliki tujuan lain,
sistem zonasi tentu membuat keadaan emosi menjadi risau dan galau sesaat.
Berita tentang sistem zonasi viral di
berbagai media, elektronik, cetak dan media sosial lainnya. Keadaan pun sedikit
mengkhawatirkan saat ada beberapa walimurid TK yang bertanya tentang nama
anaknya muncul dalam daftar sekolah yang berbeda dari apa yang ia bayangkan.
Sebagai contoh, anak yang tinggal di wilayah SD Kebon Sikolos, ternyata namanya
muncul secara online di SD Sungai Andok. Anak yang tinggal didepan SD 18 Koto Panjang,
ternyata namanya muncul di SD Kubu Cubadak. Hal tersebut dapat dimaklumi
dikarenakan sistem yang bekerja. Syukurnya tidak semua mutlak berdasarkan
sistem. Keadaan menjadi tenang dan lebih baik ketika ada berita bahwa akan
mendapatkan solusi dengan melapor ke Dinas Pendidikan atau mendatangi langsung
ke SD terdekat dengan membawa Kartu Keluarga (KK) dan surat keterangan RT yang
diketahui oleh Lurah. Akhirnya beberapa anak bisa mendaftar dan diterima di
sekolah yang lebih dekat dan sesuai harapan.
Ada satu berita yang sangat
menggembirakan bagi sekolah TK Kartika I-12 Padang Panjang tentang PPDB dengan
sistem zonasi tersebut. Seorang anak yang berasal dari Jaho X Koto Tanah Datar.
Ia bernama Syifa Nurul Hidayah. Anak dari bapak Zulkisman dan ibu Priyenti
Abra. Mereka dari keluarga dengan ekonomi biasa-biasa saja. Menurut
orangtuanya, Syifa sejak lama ingin melanjutkan Sekolah Dasar di Kota Padang
Panjang. Dengan adanya sistem zonasi harapan tersebut seakan pupus. Apalagi ia
berasal dari luar kota.
Orang tua Syifa termasuk orang tua yang
sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Terbukti Syifa adalah anak yang cerdas
dan berperilaku sopan dan santun, pemberani dan mandiri. Ayahnya terus berusaha
mencari informasi bagaimana agar anaknya dapat bersekolah seperti apa yang
dicita-citakan. Ia mendengar ada informasi melalui facebook bahwa sistem zonasi
ini masih membuka kesempatan bagi anak-anak yang memiliki kistimewaan. Salah satunya
adalah 5 persen bagi anak berprestasi.
Ayahnyapun mendaftarkan Syifa ke salah
satu SD yang termasuk dalam wilayah kota Padang Panjang. Karena Syifa berasal
dari luar kota, maka syifa tidak bisa diterima. Lalu ayahnya mendaftarkan ke
sekolah lain juga masih dalam wilayah Kota Padang Panjang, tentu saja dengan
harapan anaknya bisa diterima. Namun
ternyata harapan itu kandas kembali.
Dari berita yang terdengar, sistem zonasi
kali ini memberi dampak menurunnya jumlah murid di SD komplek. Yaitu sekolah
yang dalam satu komplek terdiri dari beberapa Sekolah Dasar. Kebanyakan SD
komplek menjadi SD favorit dan terdapat di dalam kota. Dengan adanya sistem zonasi
ada sebagian SD yang jumlah murid barunya lebih sediit dibanding tahun
sebelumnya.
Sang ayah masih memiliki secercah
harapan. Mendaftakan Syifa kesalah satu SD di komplek Balai-Balai dengan
membawa selembar keterangan atau sertifikat yang menunjukkan Syifa termasuk anak berprestasi. Syifa menjuarai
lomba menyanyi tingkat Kota Padang Panjang Syifa memperoleh peringkat pertama
dan mewakili kota Padang Panjang mengikuti lomba tingkat Provinsi di Padang.
Pucuk dicinta ulampun tiba. Syifa
dengan senang hati diterima di SD 13 Balai-Balai. Ayah dan ibu Syifa sangat
bersyukur. Syifa pun bahagia sekali karena memang SD tersebutlah yang menjadi
cita-citanya. Rasa bahagia tidak hanya dimiliki oleh Syifa dan keluarganya, akan
tetapi seluruh guru TK Kartika I-12 dan pengurus Yayasan Kartika Jaya turut syukur dan bangga. Anak yang cantik, rendah
hati, sopan santun, rajin dan semangat dapat mencapai sekolah yang
dicita-citakan pada saat kegalauan melanda, melalui jalur prestasi. Rasa
bahagia itu disampaikan ayah saat menjemput ijazah TK degan seragam baru SDnya.
Setiap kebijakan sudah barang tentu menuntut
konsekuensi dan kemungkinan mendatangkan resiko. Dari cerita lolosnya Syifa
masuk SD di atas,
terdapat pelajaran dan hikmah. Anak yang berprestasi sekecil apapun, baik juara
kelas atau bakat dan kreativitas lainnya hendaknya mendapatkan tanda apresiasi.
Disamping hadiah untuk memotivasi, sertifikat ternyata juga dibutuhkan. Surat
tanda penghargaan berupa piagam atau sertifikat sebagai bukti untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Anak milenial adalah generasi cerdas dan berkarakter. Setiap anak memiliki
kelebihan. Anak berprestasi tentu melalui perjuangan. Perjuangan bagi anak
tidaklah instan, melalui latihan yang berulang dengan penuh kesabaran. Pro dan
kontra dari sistem zonasi pasti ada. Adanya 5 persen bagi anak berprestasi,
anak seperti Syifa, dari keluarga biasa namun memiliki semangat belajar yang
tinggi, bisa lolos masuk sekolah unggulan sungguh sangat disyukuri. Bagi TK
Kartika I-12 sebagai tempat mengasah, mengasuh dan mengasih pertumbuhan dan
pekembanagan Syifa di usia dini, merupakan suatu kebanggan tersendiri. Harapan
kedepan, agar anak-anak yang memiliki prestasi, bakat dan kreativitas dapat berkembang
sebagai generasi emas masa
depan.
(Koran Padek
senin 17 Februari 2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar