Selasa, 14 April 2020

Malaikat Kecil






MALAIKAT KECIL
Terimakasih Kau datangkan malaikat kecilMu...
Seorang anak dari kelompok kelas yang berbeda, seringkali datang megunjungi kelasku saat kegiatan jurnal. Bukan kegiatan inti.
Meski dengan perlahan terus kuberikan pengertian, kutegur dengan kelembutan dan time out (sebuah metode mendisiplinkan agar anak merenungi perilaku yang ia lakukan, terkadang aku tidak menyapanya, tapi dia terus ngglibet mencari-cari perhatianku), tetap saja belum manjur.
Al hasil, anak tersebut tetap datang ke kelasku. Dengan polos, lugu dan lucu serta gemuk badannya yang menggemaskan.
Aku tetap memberlakukan SOP di kelasku. Karena seringnya datang, lama kelamaan ia mengerti dan memahaminya. Terkadang ia minta belajar mengaji denganku. Bahkan sebelum waktu pergantian kegiatan berlangsung, ia malah meminta segera duduk tertib. "Bu, ayo membaca ikrar lagi. Aku duduk sebelah sini." Sambil menuju tempat yang ia tuju.
Akupun tetap berusaha agar ia menyadari bahwa kelasnya di tempat lain dan kuminta agar kembali ke kelasnya.
Suatu hari, ia terkejut. Kok ada kawan dari kelas lain masuk ke kekelasku. Apalagi ia duduk di pangkuanku. Mungkin setahunya tidak ada yang berani masuk kelas lain kecuali dia.
Dia meminta agar kawannya menjauh dariku. Kawannya tidak mau. Karena ia ingin juga mendapatkan hangat sapaku.
Ia memaksa, lalu kubilang, "maaf sayang, kita kan sama-sama sekolah di TK kartika, sama-sama anak bu guru, jadi sama-sama saling menyayangi.
Kepada teman yang di pangkuanku, kukatakan, "sudah ya sayang, kita sudah bertemu, sudah bersalaman, sudah disayang, dan sudah dipangku. Silahkan kembali ke kelas lagi."
Tapi ia juga tetap tidak mau.
Aduh, gawat nih. Eh lucunya, teman yang sudah seperti anakku, bukan marah, malahan menyusul dan duduk berdua di pangkuanku.
Oh Tuhan... seneng-seneng gemezzz....
Yang lebih kusyukuri adalah, anak-anak di kelasku tidak ada yang protes. Anak-anak bisa diberi pengertian. Mereka berlatih untuk menyayangi teman yang lebih kecil, menyayangi adek, dan mereka belajar memaklumi.
Merekapun berbeda cara berbicara dan mengarahkan adeknya. Tidak seperti saat bicara dengan teman yang sama besar. Termasuk cara meminta adek-adek keluarpun hampir sepertiku.
"Yok duduk sini, yoook dek!"
"Yok angkat tangan, berdoa yoook!"
"Kita berbaris lagi, yaaa...
"Yok kita keluar, yoook!" Sambil dipegang, dipeluk dan disayang... unik pokonya...
Adeknyapun mengerti, berlatih menghormati dan menyayangi kakaknya...
Jika membawa makanan, hampir semua akan dibagi. Meski kubantu memotong kecil-kecil, agar adil semua dapet.
Eh, hampir adek yang punya tak kebagian, tapi tetap gembira. Mungkin karena boleh masuk ke kelasku... kadang-kadang adeknya gak mau membagi, kakaknya pun memaklumi...
Ooohhh senengnya....
Terimakasih semua ini...
Proses pembentukan akhlak yang sangat mahal tak terbayar harganya..

25 jan 2020#pemandanganyangsangatindah#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar