Sabtu, 11 April 2020




MEWUJUDKAN GENERASI QURANI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
                Kalimat tersebut sering terpampang dalam visi misi sekolah Islam baik PAUD maupun sekolah dasar dan seterusnya. Ada juga ditulis di spanduk pada event perpisahan atau syukuran  akhir tahun Taman kanak-kanak maupun lomba-lomba membaca atau menghafal alquran.
                Pembahasan yang lebih tinggi, generasi qurani bukan saja generasi yang bisa membaca atau rajin membaca alquran saja, akan tetapi diharapkan kelak dewasa dapat mengkaji, memahami, menghafal  dan mengaplikasikan isi kandungan alquran di tengah-tengah kehidupan.
                Sebagai seorang muslim sudah barang tentu mengharapkan anaknya dapat menjadi qari’ maupun hafiz alquran yang benar. Jika diambil pengertian hafiz, berasal dari kata hafdza, yahfadzu, hafiz artinya menjaga. Seorang hafiz berarti seorang yang menjaga alquran baik menjaga bacaannya, maupun isi alquran dengan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
                Qori’ dan hafiz dapat ditanamkan, diajarkan dan dilatih sejak usia dini. Pada saat ini semakin banyak dan berlomba-lomba pendidikan anak usia dini menawarkan anak belajar tahfiz (menghafal) agar anak-anak kelak menjadi seorang hafiz yakni menjaga alaquran dengan rajin membaca dan menghafalkannya.
                Kemampuan anak-anak dalam mebaca alquran biasa disebut dengan mengaji. Pada usia dini anak berada pada masa usia emas. Berbagai aspek perkembangan berupa kognitif, afektif dan psikomotor dapat distimulasi agar berkembang dengan optimal. Termasuk dalam membaca alquran diharapkan anak dapat dilatih dan berkembang dengan baik.
Kemampuan anak usia dini mengaji, berkait erat bukan saja pada perkemabngan aspek nilai agama dan moral anak, tapi juga perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa anak. Sebagai mana dalam standar pencapaian perkembangan anak dalam kurululum 2013 PAUD. Dalam kognitif anak diharapkan mampu mengenal berbagai macam lambang dan huruf, dalam bahasa anak diharap mampu menyebutkan suara huruf, dan mampu menyebutkan hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.
Membaca Alquran berpahala. Berbeda dengan membaca bacaa yang lain. Alquran sebagai kalamullah. Kalam Allah sang Pencipta. Maka membaca alquran memliki adab dan ilmu tersendiri. Si pembaca alquran sebaiknya harus dalam keadaan suci, tidak berhadas. Mengambil air wudhlu terlebih dahulu. Memghadap kiblat dan duduk dengan sopan. Dalam hadits Rasulullah menerangkan bahwa 1 huruf yang dibaca dalam alquran mendatangkan pahala sepuluh kali lipat.
Semakin sulit 2 pahala. Jika si pembaca mengalami kesulitan dalam membacanya, baik dari pengucapan atau makhorijul hurufnya (tempat-tempat keluar huruf dari mulut), dan orang tersebut terus menerus berusaha, maka akan mendapatkan dua pahala. Pahala dari usaha karena kesabarannya dan pahala dari membacanya.
Karena itu si pembaca alquran akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Apalgi jika dalam membaca alquran sekaligus membaca dan mengerti artinya, memahami maknanya, memahami ilmu dan tafsirnya, asbabunnuzulnya, dan juga menghafalnya.
Semoga Allah menjadikan kita hambaNya yang rajin bertadarus Alquran. Sedari kecil usia dini, hingga akhir hayat nanti.
Semoga terwujud generasi Qurani sejak usia dini. Amiiin…


12.04.20. (06.21)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar