Kalimat
tersebut sering terpampang dalam visi misi sekolah Islam baik PAUD maupun
sekolah dasar dan seterusnya. Ada juga ditulis di spanduk pada event perpisahan
atau syukuran akhir tahun Taman kanak-kanak
maupun lomba-lomba membaca atau menghafal alquran.
Pembahasan
yang lebih tinggi, generasi qurani bukan saja generasi yang bisa membaca atau
rajin membaca alquran saja, akan tetapi diharapkan kelak dewasa dapat mengkaji,
memahami, menghafal dan mengaplikasikan
isi kandungan alquran di tengah-tengah kehidupan.
Sebagai
seorang muslim sudah barang tentu mengharapkan anaknya dapat menjadi qari’
maupun hafiz alquran yang benar. Jika diambil pengertian hafiz, berasal dari
kata hafdza, yahfadzu, hafiz artinya menjaga. Seorang hafiz berarti seorang
yang menjaga alquran baik menjaga bacaannya, maupun isi alquran dengan
pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
Qori’
dan hafiz dapat ditanamkan, diajarkan dan dilatih sejak usia dini. Pada saat
ini semakin banyak dan berlomba-lomba pendidikan anak usia dini menawarkan anak
belajar tahfiz (menghafal) agar anak-anak kelak menjadi seorang hafiz yakni
menjaga alaquran dengan rajin membaca dan menghafalkannya.
Kemampuan
anak-anak dalam mebaca alquran biasa disebut dengan mengaji. Pada usia dini
anak berada pada masa usia emas. Berbagai aspek perkembangan berupa kognitif,
afektif dan psikomotor dapat distimulasi agar berkembang dengan optimal.
Termasuk dalam membaca alquran diharapkan anak dapat dilatih dan berkembang
dengan baik.
Kemampuan anak
usia dini mengaji, berkait erat bukan saja pada perkemabngan aspek nilai agama
dan moral anak, tapi juga perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa anak.
Sebagai mana dalam standar pencapaian perkembangan anak dalam kurululum 2013
PAUD. Dalam kognitif anak diharapkan mampu mengenal berbagai macam lambang dan
huruf, dalam bahasa anak diharap mampu menyebutkan suara huruf, dan mampu
menyebutkan hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.
Membaca Alquran
berpahala. Berbeda dengan membaca bacaa yang lain. Alquran sebagai kalamullah. Kalam
Allah sang Pencipta. Maka membaca alquran memliki adab dan ilmu tersendiri. Si pembaca
alquran sebaiknya harus dalam keadaan suci, tidak berhadas. Mengambil air
wudhlu terlebih dahulu. Memghadap kiblat dan duduk dengan sopan. Dalam hadits
Rasulullah menerangkan bahwa 1 huruf yang dibaca dalam alquran mendatangkan
pahala sepuluh kali lipat.
Semakin sulit 2
pahala. Jika si pembaca mengalami kesulitan dalam membacanya, baik dari
pengucapan atau makhorijul hurufnya (tempat-tempat keluar huruf dari mulut),
dan orang tersebut terus menerus berusaha, maka akan mendapatkan dua pahala. Pahala
dari usaha karena kesabarannya dan pahala dari membacanya.
Karena itu si
pembaca alquran akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Apalgi jika dalam membaca
alquran sekaligus membaca dan mengerti artinya, memahami maknanya, memahami
ilmu dan tafsirnya, asbabunnuzulnya, dan juga menghafalnya.
Semoga Allah
menjadikan kita hambaNya yang rajin bertadarus Alquran. Sedari kecil usia dini,
hingga akhir hayat nanti.
Semoga terwujud
generasi Qurani sejak usia dini. Amiiin…
12.04.20. (06.21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar